PURWOKERTO, KOMPAS.com - Seratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kembali menggelar demonstrasi menolak omnibus law Undang-undang (UU) Cipta Kerja.
Namun dalam aksi yang digelar di Alun-alun Purwokerto, Selasa (27/10/2020) ini dikemas dalam kondangan pernikahan pemerintah dan oligarki.
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Serikat Masyarakat Bergerak (Semarak) menggunakan batik dan dibalut dengan jas almamater.
Baca juga: Usai Demo, Mahasiswa di Purwokerto Mengaku Dapat Pesan Gelap Berisi Intimidasi
Mahasiswa juga menggelar demo masak di Jalan Jenderal Soedirman, tepatnya di depan alun-alun.
Mereka membawa kompor portable untuk membuat kopi dan mie instan.
Koordinator aksi Fakhrul Firdausi dalam orasinya mengatakan, memilih demo masak karena Bupati Banyumas Achmad Husein meminta mahasiswa tidak menggelar demonstrasi kembali.
Permintaan tersebut disampaikan saat audiensi antara bupati dan mahasiswa, beberapa hari lalu.
Baca juga: Usai Demo Tolak Omnibus Law, Alun-alun Purwokerto Disemprot 1.000 Liter Disinfektan
Dalam pertemuan itu, menurut Fakhrul, bupati dan Ketua DPRD menyatakan mendukung omnibus law.
"Hari ini kami minta bupati dan Ketua DPRD untuk menyatakan sikapanya secara langsung di depan sini," kata Fakhrul.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.