Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14.000 Ton Garam Industri di Sabu Raijua Belum Terjual, Menumpuk Sampai di Luar Gudang

Kompas.com - 27/10/2020, 17:05 WIB
Dheri Agriesta

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan, 14.000 ton garam industri yang dihasilkan di wilayah itu belum terjual hingga saat ini.

Pjs Bupati Sabu Raijua Ferdy Kapitan mengatakan, belasan ribu ton garam itu menumpuk di gudang.

Baca juga: Libur Panjang, Khofifah: Lansia dan Pemilik Penyakit Komorbid di Rumah Saja

"Dan ini belum terjual sama sekali, sehingga beberapa karung yang berisi garam ditumpuk sampai di luar gudang," kata Ferdy seperti dikutip dari Antara, Selasa (27/10/2020).

Ferdy mengatakan, Gubernur NTT Viktor Laiskodat telah menghubungi pemerintah pusat dan beberapa investor untuk membeli garam yang menumpuk di gudang itu.

Ia berharap ada pihak yang segera membeli belasan ribu ton garam industri itu. Sebab, panen garam akan kembali dilakukan dalam waktu dekat.

Menurutnya, cuaca panas di wilayah Sabu Raijua membuat ribuan ton garam industri bisa dipanen hingga Desember.

"Kami perkirakan ini kan masih puncak-puncaknya panas. Kami perkirakan sampai Desember nanti akan ada beberapa kali panen lagi dan jumlah yang dipanen bisa mencapai 5.000 ribu ton, sehingga bisa mencapai 19 ribu ton nanti," tutur dia.

Ferdy khawatir, pihaknya kesulitan mencari tempat penampungan ribuan garam industri yang akan dipanen itu. Sebab, gudang penampungan telah penuh.

Ia berharap pemerintah pusat bisa memberikan perhatian dengan memfasilitasi industri yang membutuhkan garam sebagai bahan baku.

Baca juga: Impor Garam Industri 2020 Meningkat, Capai 2,9 Juta Ton

Sehingga, kerja sama dengan pemerintah daerah bisa terjalin dan memastikan pemasaran ribuan ton garam itu.

Pemkab Sabu Raijua, kata Ferdy, telah menyurati Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan kesiapan distribusi garam demi pemenuhan kebutuhan nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com