Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Fenomena La Nina, Solo Waspadai Pohon Tumbang

Kompas.com - 27/10/2020, 15:00 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, mewaspadai pohon tumbang dari dampak fenomena La Nina di Indonesia.

La Nina merupakan anomali iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan yang tinggi.

BMKG mencatat La Nina sudah terjadi sejak dua bulan terakhir di Indonesia dan diperkirakan berlangsung hingga Februari 2021.

"Pohon tumbang yang perlu diwaspadai. Karena pohon di Solo ini banyak yang usianya tua-tua semua," kata Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/10/2020).

Baca juga: Waspada La Nina, 4 Wilayah Kota Serang Banten Rawan Banjir dan Longsor

Karena itu, Rudy mengimbau kepada warga untuk tidak berteduh di bawah pohon ketika sedang turun hujan.

"Jadi kalau teman-teman nanti berteduh jangan di bawah pohon. Dan jangan berteduh di bawah pohon yang besar. Ini perlu sangat hati-hati sekali," terang dia.

Dalam menghadapi musim hujan, Pemkot Solo telah melakukan persiapan baik dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran maupun metode penanganannya.

Kemudian untuk mengantisipasi banjir, kata Rudy, pihaknya juga melakukan perbaikan saluran drainase.

Salah satunya adalah drainase di kawasan Jalan Juanda untuk mengantisipasi luapan air dari Sungai Bengawan Solo.

"Sehingga luapan air dari Sungai Bengawan Solo kalai meluber di drainase bisa dipompa ke Bengawan Solo," ujar dia.

Baca juga: Antisipasi Dampak La Nina, BKMG Imbau Pemerintah Optimalisasi Sungai dan Kanal

Dikatakan Rudy, anggaran untuk perbaikan bersumber dari belanja tidak terduga (BTT) sekitar Rp 153 miliar.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Gatot Sutanto mengatakan, sudah menginventarisasi pohon di Solo yang sudah tua guna memudahkan untuk pemantauan.

"Kita sudah inventarisasi pohon yang usianya tua. Bahkan, dua minggu yang lalu kita merempeli ranting pohon," kata Gatot.

Gatot menyebut, pohon yang usianya sudah tua di Solo jumlahnya cukup banyak.

Namun, pohon tersebut tidak menjadi jaminan untuk ditebang.

"Kecuali pohon yang sakit. Misal gerowong, batangnya sudah doyong dan sebagainya itu nanti dipangkas berat. Kalau hanya rantingnya yang rimbun nanti dipangkasi," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com