KOMPAS.com - Kondisi balita 4 tahun di Medan yang dianiaya oleh paman dan bibinya sangat mengenaskan.
Saat ditemukan perut bagian bawah megeras dan terlihat merah. Sementara buah zakarnya bengkak hingga sebesar kepalan tangan.
Kelamin balita 4 tahun itu bengkak karena kerap dipukul oleh paman dan bibinya.
Baca juga: Kisah di Balik Balita yang Kerap Bilang Maaf, Orangtua Dipenjara, Trauma Dianiaya Paman dan Bibi
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu kisah ini. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan sang balita agar dapat hidup lebih baik. Klik di sini untuk donasi.
Hal tersebut diakui oleh mereka berdua. Mereka memukul kelamin balita 4 tahun itu karena korban kerap buang air celana.
"Kan bodoh kelakuan itu. Itu yang paling fatal. Ditanya, kenapa harus kemaluannya? Katanya, 'karena dia pipis Pak, biar dia ingat'. Waduh gimana. Nanti kalau tak bisa pipis gimana?" ujar Kalolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi menceritakan saat penyidik bertanya ke paman dan bibi korban.
Baca juga: Hanya karena Sering Ngompol, Bocah Balita Dianiaya hingga Alami Trauma
Kepada polisi, kedua pelaku menjelaskan detail penganiayaan yang mereka lalukan kepada korban.
"Ku bilang, kau ini sakit atau bagaimana. Sedih kali. Yang mengutarakan adalah si tersangka sendiri. Dia melakukannya seperti itu," kata Yasir saat dikonfirmasi Kompas.com melalui ponsel, Senin (26/10/2020).
Bocah tersebut saat ini menjalani transfusi darah karena ia juga kekurangan darah.
Baca juga: Warga Kirimkan Susu untuk Balita Korban Penganiayaan Sadis di Medan
"Memang dia sedikit fobia. Dikit-dikit minta maaf. 'Minta maaf ya Om, minta maaf ya Om'. Gitu lah. Kalau komunikasi oke, lancar. Cuma dia sering minta maaf," ujar Yasir.
Selain itu ia juga kerap menangis jika bertemu dengan orang yang dikenal.
Penganiayaan tersebut terbongkar saat balita 4 tahun itu berhasil keluar dari rumah saat pamannya pergi berbelanja dan bibinya sedang berada di belakang rumah.
Sejak 3 bulan terakhir, korban ikut paman dan bibinya setelah ayah serta ibunya dipenjara karena kasus narkoba.
Setelah berhasil keluar rumah, korban menemui tetangganya dan meminta air minum karena kehausan. Setelah menghabiskan segelas air, bocah itu juga menghabiskan sebotol air mineral.