Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Digusur, Perempuan PKL di Tegal Siram Bensin ke Tubuhnya dan Satpol PP, Videonya Viral

Kompas.com - 26/10/2020, 21:34 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Sebuah video sejumlah Satpol PP mengamankan seorang perempuan pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Kota Tegal, Jawa Tengah viral di media sosial.

Salah satunya dalam video yang dibagikan akun Facebook Eka Pribadi, Jumat (23/10/2020).

Dalam video berdurasi 46 detik, nampak sejumlah anggota Satpol PP sedang mengamankan seorang PKL.

Oleh penggunggah video, diberikan narasi, “Bagaimana menurut anda, bandingkan dengan penutupan tempat karaoke. Donge bedane apa (sebenarnya bedanya apa), Pedagang Kaki Lima karo (dan) Pedagang Karaoke, wong pd bae dodolle ng pinggir dalan (orang sama-sama jualan di pinggir jalan”.

Baca juga: 573 Anak di Pesisir Kota Tegal Tak Bersekolah, Disdikbud Dirikan Sekolah Laut

Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari melalui Kasat Reskrim AKP Syuaib Abdullah mengaku telah melakukan penyelidikan setelah adanya laporan dari Satpol PP terhadap seorang PKL bernama Yuli (38).

Ditemukan fakta, bahwa kejadian pada Jumat (16/10/2020) lalu bukanlah aksi pengeroyokan.

Melainkan Satpol PP berusaha mengamankan korek api dari tangan Yuli setelah menyiram bensin ke tubuhnya sendiri dan beberapa anggota Satpol PP.

Jadi video yang beredar di media sosial, Satpol PP hanya akan mengamankan korek api di tangan terlapor karena khawatirnya terjadi kebakaran, karena bisa jadi malah terbakar semuanya," kata Syuaib, di Mapolres Tegal Kota, Senin (26/10/2020).

Baca juga: Video Viral Polisi di Tegal Dimarahi Pemuda Tak Bermasker: Politik Kue, Paham Ora?

Keduanya, kata Syuaib, akhirnya sepakat berdamai setelah dimediasi polisi. Laporan dari Satpol PP terhadap Yuli pun akhirnya dicabut.

"Intinya sepakat berdamai. Dan laporan dari Satpol PP yang sifatnya masih pengaduan sudah dicabut," ujarnya.

Anggota Satpol PP yang disiram bensin, Uhandi mengatakan, awalnya ia dan beberapa rekannya sedang melakukan penertiban di kawasan alun-alun yang memang dilarang untuk PKL berjualan karena ada proyek revitalisasi.

Karena tak terima ditertibkan, Yuli memilih menyiramkan bensin ke tubuhnya sendiri dan tubuhnya.

Ia dan sejumlah rekannya berusaha merebut korek api agar jangan sampai dinyalakan.

"Di medsos terlihat seperti enam personil mengeroyok seorang PKL. Padahal faktanya di lapangan kita mencoba mengamankan korek api agar jangan sampai dinyalakan," kata dia di Mapolres Tegal Kota.

Meski demikian, Uhandi mengaku memaafkan Yuli dan berharap kejadian seperti itu tak terulang di kemudian hari.

"Miskomunikasi aja. Barusan setelah diselesaikan bersama Pak Kasat Reskrim sudah selesai. Dan sudah saling memaafkan," kata Uhandi.

Sementara Yuli sendiri mengaku tidak sengaja menyiram anggota Satpol PP saat menyiramkan bensin ke tubuhnya sendiri.

Aksi spontanitas itu disebutnya karena merasa kesal selalu dilarang berjualan.

"Kalau sengaja, tidak. Hanya spontanitas. Kalau bensin saya ambil dari sebelah ada pedagang bensin," ujar Yuli.

Yuli mengaku gelisah, sejak lapaknya digusur sejak awal tahun lalu karena proyek revitalisasi kawasan stasiun Jalan Pancasila hingga Alun-alun tidak mendapat relokasi yang layak.

Ia berharap, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono bisa membantu mencari solusi yang diinginkan PKL.

"Saya berharap Bapak Wali Kota membuka diri, menemui kami yang terdampak penggusuran. Kami minta tempat relokasi yang layak," kata Yuli.

Menurut Yuli, tempat relokasi yang disediakan Pemkot di PPIB tak layak. Selain karena jauh dari pusat kota, juga sepi.

"Harapannya relokasi masih di sekitar alun-alun. Apa salahnya wali kota membuka diri, ngomong sama kami, tukar pikiran. Kalau ide-ide kami tidak bisa diterima, mentok, ya sudah," ujar Yuli.

Dalam catatan Kompas.com, Yuli sebelumnya juga pernah melakukan aksi nekat saat pembongkaran lapak PKL pada 3 Maret 2020.

Saat itu, Yuli memprotes pembongkaran hingga nekat memanjat tower stasiun. Yuli akhirnya mau turun setelah dibujuk Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com