Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisasi Penggunaan Kompor Listrik, Apa Saja Keunggulannya?

Kompas.com - 26/10/2020, 15:38 WIB
Idon Tanjung,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Dalam rangka menyambut Hari Listrik Nasional pada 27 Oktober 2020, PT PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) mengajak masyarakat beralih menggunakan kompor induksi atau listrik.

Penggunaan kompor listrik ini terus disosialisasikan ke masyarakat.

Sosialisasi dilakukan sejak Jumat (23/10/2020) dan berlangsung hingga Selasa di Mal SKA Kota Pekanbaru, Riau.

Baca juga: Peneliti Temukan Cara Sterilisasi Masker N95 dengan Kompor Listrik, Kok Bisa?

General Manager PLN UIWRKR Dispriansyah mengatakan, sosialisasi penggunaan kompor induksi tidak hanya dilakukan di Pekanbaru, namun juga di daerah lainnya.

"Selain PLN UP3 Pekanbaru, kegiatan yang sama juga dilakukan oleh PLN UP3 Kota Dumai, UP3 Rengat, dan UP3 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau," kata Dispriansyah kepada Kompas.com di Pekanbaru, Senin (26/10/2020).

Menurut Dispriansyah, penggunaan kompor listrik lebih ramah lingkungan dan bebas dari polusi.

"Ini merupakan komitmen PLN memasyarakatkan electrifying lifestyle dan mengajak para konsumen PLN maupun seluruh lapisan masyarakat menggunakan alat memasak yang ramah lingkungan seperti kompor induksi ini," kata Dispriansyah.

Baca juga: Konsumen Listrik di Atas 900 VA Diimbau Gunakan Kompor Listrik

Ia mengatakan, selain mendorong energi bersih, penggunaan kompor listrik ini juga untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Riau dalam mewujudkan program Riau Hijau.

Konversi ini juga meningkatkan ketahanan energi nasional, karena mengubah penggunaan energi fosil berbasis impor menjadi energi listrik yang sebagian besar sudah bersumber dari energi terbarukan, yang banyak tersedia di alam Indonesia .

Dispriansyah menambahkan, melakukan konversi dari kompor berbahan bakar fosil ke kompor induksi akan meningkatkan konsumsi energi listrik dan energi bersih.

"Pada tahun 2019, penggunaan listrik per kapita baru mencapai 1.084 kilo Watt hour (kWh) per kapita. PLN menargetkan konsumsi listrik per kapita meningkat menjadi 1.142 kWh," sebut Dispriansyah.

Baca juga: Kompor Gas Diganti Kompor Listrik, Akankah Subsidi Lebih Hemat?

Sementara itu, Muhammad Satrio selaku Asisten Analis Pemasaran dan Pelanggan PLN UP3 Pekanbaru menjelaskan keunggulan kompor listrik ini.

"Kompor induksi ini lebih ramah lingkungan dan aman, karena zero polusi. Kemudian, memasak lebih bersih dan nyaman, lebih efektif dan simpel," kata Satrio kepada Kompas.com.

Kompor induksi ini merupakan kompor yang memanfaatkan reaksi magnet untuk menghasilkan panas.

Panas yang dihasilkan kompor ini terbentuk melalui reaksi elektromagnetik antara alat masak (panci) dan area kompor.

Dalam hal sumber panas, menurut Satrio, panci atau wajan merupakan pemanas itu sendiri.

"Panci akan mengalami pemanasan, karena adanya medan listrik yang dihasilkan lilitan coil tembaga dari kompor induksi," kata dia.

Menurut Satrio, penggunaan kompor induksi justru jauh lebih hemat dibandingkan memasak dengan menggunakan kompor gas.

"Kami sudah kalkulasikan, kompor induksi jauh lebih hemat dari kompor gas. Masak pakai kompor induksi dalam waktu satu jam cuma 1 kWh, berarti cuma Rp 1.467," sebut dia.

Kompor listrik yang dipasarkan di Mal SKA Pekanbaru ada dua variasi, yaitu kompor satu tungku dan dua tungku. Kompor dilengkapi dengan alat pengatur suhu panas.

Untuk harganya, kompor induksi satu tungku kisaran Rp 1,1 juta hingga Rp 1,3 juta. Sedangkan yang dua tungku seharga Rp 4 juta sampai Rp 5 juta.

"Soal harga beragam, tergantung dari fiturnya. Kompor induksi sudah tersedia di toko-toko di Pekanbaru," kata Satrio.

Sementara itu, pada saat sosialisasi penggunaan kompor induksi, pihak PLN turut menghadirkan salah seorang juru masak di Pekanbaru, Chef Reyza Adrian Pratama.

Pemuda 22 tahun ini mencoba langsung memasak spageti dengan kompor induksi tersebut.

"Untuk penggunaan kompor induksi, menurut saya jauh lebih baik dari kompor gas, karena kita masak lebih bersih," kata Reyza.

Selain itu, menurut Reyza, memasak tidak menimbulkan polusi dan panas kompornya juga lebih cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com