Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejutan untuk Warga Perbatasan Indonesia-Timor Leste di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 26/10/2020, 14:56 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BETUN, KOMPAS.com - Wajah Agustina Hoar (49), menatap lurus ke langit-langit rumahnya yang mulai keropos termakan usia.

Rambut keriting yang semula terurai, dirapikan dengan kedua tangannya. Dua jepit hitam kecil diselipkan di sisi kanan dan kiri rambut. Tak ada sehelai rambut yang tercecer.

Ia mulai merapikan kerah baju biru muda yang dipakainya. Agustina kemudian duduk di kursi kayu yang terdapat di ruangan tengah sembari tersenyum ke arah putri bungsunya, Christiani Lily Seuk.

Warga Desa Umatoos, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, tinggal bersama lima orang anak di sebuah rumah yang tak layak huni.

Sang suami Paulus Klau, sedang mencari nafkah menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia.

Desa tempat tinggal Agustina, berbatasan darat dengan Timor Leste dan berbatasan laut dengan Australia.

Rumah Agustina memiliki dinding kayu dengan fondasi tembok, beratap seng bekas, dan berlantai tanah. Dindingnya terlihat bolong di beberapa sisi.

Rumah itu dibagi empat kamar dengan dinding sebagai penyekat. Tak ada jendela di rumah itu. Mereka menutup jendela menggunakan triplek.

Sirkulasi udara hanya mengandalkan pintu di bagian depan dan belakang. Itu pun kalau dibuka lebar. Kondisi baik dirasakan saat musim panas. Namun berbeda saat musim hujan tiba.

Baca juga: Kapuspen: Sinergitas TNI-Polri Tidak Perlu Diragukan Lagi

Setiap kali hujan, air masuk dari seng yang berlubang dan dinding kayu. Air itu membuat lantai tanah becek.

Bahkan, setiap tahun, rumah Agustina jadi langganan banjir akibat meluapnya Sungai Benenain.

Seluruh kamar digenangi air setinggi satu meter bak karpet lumpur, akibat pondasi rumah yang rendah.

Kalau sudah begitu, Agustina terpaksa bersama anak-anaknya mengungsi ke rumah tetangga yang letaknya berada di ketinggian.

Agustina tak berdaya menghadapi kondisi itu. Kehidupan ekonominya pas-pasan.

Ia hanya seorang ibu rumah tangga yang menunggu kiriman uang dari suami di Negeri Jiran. Itu pun hanya untuk makan dan minum sehari-hari.

Hingga akhirnya, rona bahagia terlihat di wajah Agustina Hoar pada Rabu (30/9/2020). Sebab, rumahnya diperbaiki sejumlah personel TNI dari Kodim 1605 Belu dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-109 Tahun 2020.

Mimpi keluarga Agustina menempati rumah layak huni akhirnya terwujud saat puluhan anggota TNI membawa bahan bangunan pada Kamis (1/10/2020).

Rumah Agustina mulai dikerjakan dengan cepat oleh anggota TNI hingga selesai pada Senin, (19/10/2020).

Rumah tak layak huni itu disulap dengan cepat oleh personel TNI. Rumah itu kini tak jauh berbeda dengan rumah warga lain di kampungnya.

Rumah Agustina telah berdiri kokoh dengan konstruksi permanen, berdinding tembok berwarna hijau, beratap seng baru, dan lantai semen. Pondasi rumahnya yang tinggi membuat hunian itu aman dari banjir.

Baginya, renovasi rumah itu merupakan kado terindah yang diterima di tengah pandemi Covid-19.

"Terima kasih bapak TNI yang telah membantu merenovasi rumah kami. Kini kami bisa tinggal lebih nyaman. Terima kasih Tuhan, terima kasih TNI," kata Agustina dengan wajah tersenyum saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Jumat (23/10/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com