Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

573 Anak di Pesisir Kota Tegal Tak Bersekolah, Disdikbud Dirikan Sekolah Laut

Kompas.com - 26/10/2020, 12:28 WIB
Tresno Setiadi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal, Jawa Tengah mencatat ada 573 anak yang tinggal di wilayah pesisir pantai tak bersekolah.

Kepala Disdikbud Kota Tegal Ismail Fahmi mengungkapkan, sebagai salah satu solusi, pihaknya mendirikan rintisan Sekolah Laut Sakila Kerti yang berada di pesisir pantai Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur.

"Ini bisa menjadi solusi mengentaskan warga atau anak putus sekolah maupun anak terancam putus sekolah di Kota Bahari melalui kejar paket A, B, dan C," kata Fahmi, saat melaunching Sekolah Laut, Sabtu (24/10/2020).

Baca juga: Sejak Awal Pandemi Ada 23 Anak di Kota Tegal Positif Covid-19, 3 Masih Balita

Fahmi mengungkapkan, di tahun 2018 ada 573 anak tidak bersekolah atau putus sekolah.

"Awalnya dari 573 itu tidak sekolah karena ada yang sudah bekerja, ada yang menikah atau pindah. Setelah didata ulang ada 78 di antaranya sejak Januari 2020 siap kembali ke sekolah," kata Fahmi.

Pada tahun ini, kata dia, tercatat ada 159 anak di pesisir pantai di Kecamatan Tegal Barat dan Tegal Timur terancam putus sekolah.

"Mereka anak yang terancam putus sekolah karena memilih mencari pekerjaan. Untuk itu mereka juga masuk prioritas program kami untuk bisa kembali ke sekolah," kata Fahmi.

Baca juga: Muncul 3 Klaster Baru di Kota Tegal, 35 Orang Positif Covid-19

Sama halnya dengan sekolah formal, kata dia, sekolah nonformal juga memiliki kesetaraan pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Artinya ijazah kejar paket bisa digunakan untuk masuk ke sekolah jenjang berikutnya, maupun melamar pekerjaan. Jadi Sekolah Laut ini bisa menjadi solusi untuk mengentaskan anak agar kembali ke sekolah," ujarnya.

Pengelola PKBM Sekolah Laut Sakila Kerti, Yusqon mengatakan, untuk sistem pembelajaran akan ada kolaborasi termasuk dari penilik sekolah atau tutor untuk menjamin kurikulum KBM sesuai standar nasional.

Yusqon menyebut, program Sekolah Laut merupakan pengembangan dari Sekolah Terminal yang sudah dijalankan sebelumnya di mana warga terminal seperti pengasong jadi siswanya.

"Sama dengan Sekolah Terminal yang sasarannya warga belajar yang putus sekolah dan yang tidak mau sekolah dari awal di wilayah terminal," kata Yusqon.

Yusqon mengatakan, selain melaksanakan kurikulum dengan modul pembelajaran kejar paket, juga akan mengoptimalkan pembelajaran untuk meningkatkan ketrampilan.

"Sehubungan dengan program perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan. Karena tidak hanya anak usia sekolah, namun juga ada ibu-ibu yang kembali menjadi siswa," pungkasnya.

Saat ini, di Sekolah Laut sendiri sudah ada 20 siswa yang rata-rata usianya di atas usia anak sekolah.

"Lokasi Sekolah Laut berada di rumah warga Bu Indah di kawasan Pantai Batamsari," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com