Seiring waktu pemerintah berusaha memukimkan mereka yang masih tinggal di laut secara nomaden.
Setelah berdirinya permukiman suku Bajau di Desa Torosiaje, semakin banyak pengembara laut ini bertempat tinggal di desa ini.
Berlanjut dengan upaya pemerintah (saat itu Gorontalo masih bagian dari Provinsi Sulawesi Utara) membuat rumah untuk mereka di wilayah daratan Sulawesi yang kemudian berkembang menjadi tiga desa seperti saat ini.
“Menurut cerita dari orang-orang tua kami orang Bajau sebelum mengenal rumah hidup di perahu dan melahirkan di perahu juga,” ujar Mbo Gentong sambil menatap pintu rumahnya yang terbuka, di kejauhan tampak sejumlah nelayan melintas di ujung desa.
Dalam kondisi yang serba terbatas menurut pandangan orang lain, warga Bajau justru bangga dengan cara hidupnya ini, mereka bisa ke mana pun mereka suka untuk menangkap ikan atau teripang.
Baca juga: Tak Punya Ladang, Suku Bajau Torosiaje Berlatih Sistem Tanam Hidroponik
Mereka sangat mahir menangkap ikan, termasuk memiliki keahlian menyelam yang di atas rata-rata orang normal.
Bagi banyak individu dan kelompok masyarakat, kelahiran bayi adalah peristiwa sangat penting, bahkan melebihi peristiwa kematian seseorang.
Kelahiran bayi selalu membawa kebahagiaan, disambut dengan doa dan pengharapan.
Demikian juga bagi masyarakat Bajau menyambut anggota keluarga baru yang dilahirkan dari Rahim wanita-wanita yang Bajau tangguh.
Para perempuan Bajau adalah perempuan perkasa, karena semua pekerjaan laki-laki juga dilakukan oleh mereka.
Mencari ikan, mendayung perahu, mengumpulkan kayu kering untuk perapian, atau bahkan menyelam.
Perempuan Bajau memiliki beban ganda, sebagai orangtua yang mengasuh anak-anaknya dan juga bekerja mencari ikan dilakukan.
Menjalani kehamilan hingga melahirkan adalah kodratnya sebagai wanita, tanpa meninggalkan peran lainnya.
Baca juga: Film Dokumenter The Call From the Sea Ungkap Masalah Laut dan Suku Bajau
Tidak heran jika pada masa lalu banyak kematian dalam kelahiran orang Bajau, ibu dan anaknya.
“Jika dalam persalinan ada yang meninggal, ibu atau anaknya, atau bahkan keduanya, pulau tempat mereka singgah akan menjadi tempat kubur bagi mereka yang meninggal setelah persalinan. Perahu akan merapat ke tepi pantai dan anggota keluarga akan menguburkan di tepi pulau,” kata Mbo Gentong.