Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbo Gentong, Pelestari Adat Kelahiran Anak Suku Bajau di Teluk Tomini

Kompas.com - 26/10/2020, 09:58 WIB
Rosyid A Azhar ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Mbo Gentong yang memakai baju panjang mengenakan jilbab biru ini menceritakan kisah perjalanannya menjadi pangule.

Dia mewarisi pengetahuan leluhur suku Bajau, termasuk bagaimana proses persalinan dilakukan di zaman orang Bajau masih nomaden di laut, mereka menyusuri lepas pantai hingga menyeberagi laut sepanjang hidupnya.

Mereka tinggal di satu perahu tradisional, perahu inilah rumahnya. Semua aktivitasnya dilakukan di dalam perahu sambil mencari ikan.

Suku Bajau memang dikenal sebagai suku laut yang mengembara dari perairan satu ke tempat lain.

Baca juga: Rindu Dendang Suku Bajau di Teluk Tomini

Generasi Bajau saat ini mempercayai jika leluhur mereka hanya turun ke darat pada dua waktu, saat perayaan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

“Sepanjang hidupnya leluhur kami, suku Bajau melakukan kegiatan di atas perahu, bahkan saat transaksi hasil tangkapan ikan pun. Hanya Idul Fitri dan hari raya haji mereka turun ke darat,” ujar Latif, warga Bajau yang tinggal di Torosiaje Jaya.

Sebagai suku yang sangat dekat dengan laut, masyarakat Bajau tidak banyak bersentuhan dengan warga yang mendiami daratan. Termasuk layanan yang diberikan oleh pemerintah.

Mereka lebih suka menyusuri tepi pantai yang sepi atau ke tengah laut mengejar kawanan ikan. Tidak heran jika fasilitas pembangunan yang disediakan pemerintah jarang dinikmati.

Mereka merasa lebih nyaman diayun riak gelombang sambil berdendang.

Daya subbatang di billa ka santang

Paboko kami ka lana aloang

Kalau intangku pasang lakuku boe mataku alo-aloang

Sikakatumppa sikakalopa

Paboko kami kasapa Aloang

Kalau intangku pasannu iru boe mataku alo- aloang

Baca juga: Harapan dari Jaring Apung di Halaman Rumah Suku Bajau...

Dendang lagu ini mengisahkan pemuda yang pergi mencari ikan di laut, berbekal ikan cakalang asap yang dimasak dengan santan.

Dia berperahu ke gugusan karang di Aloang (sebuah tempat di Teluk Tomini). Pemuda ini selalu teringat pesan kekasih hatinya yang berada di kampung, hatinya tersayat-sayat bercucuran air matanya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com