KOMPAS.com- Libur panjang akhir Oktober 2020 dikhawatirkan akan berdampak pada penyebaran Covid-19.
Bahkan, Menteri Tito Karnavian telah menerbitkan Surat Edaran Tentang Antisipasi Penyebaran Covid-19 pada Libur dan Cuti Bersama Tahun 2020.
Salah satu poinnya, mengimbau masyarakat sedapat mungkin menghindari perjalanan.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, dari pengalaman sebelumnya libur panjang memunculkan lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan.
Lonjakan bahkan bisa mencapai 118 persen selama dua pekan.
"Karena libur panjang terbukti berdampak pada kenaikan kasus positif di tingkat nasional," ujar dia.
Lantas bagaimana kesiapan daerah menghadapi libur panjang di akhir Oktober ini?
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pendatang Saat Libur Panjang, Dishub Jateng Buat 3 Pos Pantau
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyarankan, warga perantauan tak mudik ketika libur panjang tiba.
"Karena, kalau mudik saya khawatir mereka ramai di jalan berkerumun. Kita tidak pernah tahu kondisi masing-masing. Kecuali akan checking kesehatan. Kalau boleh saya sarankan, tidak mudik," ucapnya.
"Harapan saya, mari tidak usah mudik saja. Kita tinggal di sana, di tempat masing-masing, kemudian kita bisa jaga kesehatan," jelas Ganjar.
Ganjar juga menekankan, tempat-tempat wisata di Jawa Tengah harus benar-benar menyiapkan diri.
"Maka protokolnya harus disiapkan betul-betul, kalau tidak ya kita tutup. Maka nanti kita minta semacam patroli agar mengontrol tempat-tempat wisata itu," kata dia.
Enam lokasi wisata di Jawa Tengah akan dipantau ketat saat libur panjang.
Objek wisata itu antara lain Tawangmangu, kawasan Bandungan dan Dusun Semilir di Kabupaten Semarang.
Kemudian, obyek wisata Belik dan Owabong di Banyumas, Dieng, Gunung Sikunir dan Candi Arjuna.
Baca juga: Libur Panjang Akhir Oktober, Ganjar Minta Warga Jateng di Perantauan Tak Mudik