Tujuh orang dibawa ke RSD dr Soebandi, lima orang dibawa ke RSD Balung, dan 3 orang ke RS Jember Klinik.
“Saya dapat pemberitahuan dari Puskesmas Balung bahwa saya positif,” tutur dia. Pemberitahuan positif Covid-19 tersebut tidak dilakukan secara bersamaan. Padaha, tes swab dilakukan bersama-sama.
Status OTG, langsung dibawa ke RS
Sulis mengaku tidak pernah merasakan sakit apapun yang mengarah pada gejala Covid-19.
Mulai dari demam, pilek, batuk dan lainnya. Kondisi tubuhnya tetap sehat. Dia heran namun tidak bisa berbuat banyak.
“Terpaksa ikut prosedur, saya dijemput ambulans dan diantar ke RS,” tambah dia.
Sebelum memasuki RS, Sulis dironsen terlebih dahulu.
Ketika masuk ruang isolasi, dia merasa kaget karena tidak bisa keluar. Sementara fasilitas RS terbatas, yakni hanya tersedia televisi, tidak ruang untuk olahraga hingga WiFi.
Selama isolasi, Sulis tak memiliki kegiatan apapun, selain hanya menunggu makan dari RS tiga kali sehari. Bahkan, makanan yang dikirim dicantolkan di kunci pintu.
“Stress sekali, tiap hari ditanyain ada gejala apa, tiap hari juga dikasi obat, seperti vitamin dan temulawak,” papar dia.
Dia mengaku tidak ada pendampingan dari psikolog untuk menghilangkan kejenuhannya. Akhirnya, dia bersabar untuk menjalani masa isolasi tersebut.
“Cuma kepikiran keluarga,” ucap dia.
Baca juga: Gugus Tugas Covid-19 Klaim 70 Persen Warga Banten Patuh Protokol Kesehatan
Setelah 14 hari berlalu, Sulis diperbolehkan pulang karena dinyatakan negatif Covid-19.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.