Konfirmasi pihak rumah sakit
Sementara itu, Humas RS Ibnu Sina dr Nurhidayat membantah bahwa kedua korban pembacokan itu terlambat dioperasi oleh pihak rumah sakit karena reaktif saat rapid test.
Dia juga membantah tuduhan bahwa pihak rumah sakit langsung memvonis kedua korban penganiayaan itu positif terinfeksi virus corona.
"Itu beritanya kurang tepat," kata Nurhidayat saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Sabtu (24/10/2020).
Baca juga: Layangan Tersangkut di Pesawat Citilink yang Akan Mendarat
Nurhidayat mengatakan bahwa sesaat setelah tiga korban pembacokan itu masuk RS Ibnu Sina, pihaknya memang sempat melakukan rapid test kepada mereka.
Namun, saat itu dokter spesialis ortopedi yang bertugas melakukan operasi di Rumah Sakit Ibnu Sina hanya satu.
Sementara dokter ortopedi yang lain saat itu sedang bertugas di rumah sakit lain.
Kemudian, untuk memudahkan operasi, pihak RS Ibnu Sina pun merujuk SE dan SA untuk dioperasi di rumah sakit lain.
Sementara, korban Al dioperasi di RS Ibnu Sina.
"Ya namanya juga manusia, kita ada keterbatasan tenaga, ya kita lihat kondisi (pasien), dokter Dedi sarankan ini pasien yang lain supaya cepat tertolong ditangani dokter lain," ujar Nurhidayat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.