Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Fakultas Kehutanan UGM Kembangkan Inovasi, di Antaranya "Precision Forestry"

Kompas.com - 23/10/2020, 17:14 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memberikan arahan dalam Rapat Senat Terbuka Dies Natalis Ke 57 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui daring.

"Dengan penuh rasa suka cita saya mengucapkan selamat Dies Natalis ke-57 Fakultas Kehutanan UGM," ujar Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan dalam Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-57 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (23/10/2020) melalui daring.

Joko Widodo menyampaikan, Fakultas Kehutanan UGM telah menghasilkan alumni-alumni yang memiliki kemampuan dan mau bekerja.

Baca juga: Jokowi Ingin Batu Bara Tak Lagi Diekspor, tetapi Diolah di Dalam Negeri

Selain itu, juga alumni yang mengabdikan diri kepada masyarakat dan negara.

"Saya menyampaikan banyak terimakasih kepada Fakultas Kehutanan yang menghasilkan banyak alumni yang iso lan gelem kerjo, serta mengabdi kepada masyarakat bangsa dan negara," ucapnya.

Diungkapkannya, Ilmu Kehutanan selalu menempati posisi sentral dalam mengelola hubungan masyarakat dengan alam. Khususnya antara masyarakat dan hutan.

"Kita tahu antara masyarakat dan hutan mengalami evolusi peran dan kontribusi," tuturnya.

Evolusi peran itu, lanjutnya pertama pada masyarakat tradisional hutan menjadi penyedia kebutuhan dasar masyarakat sekitarnya, seperti makanan dan obat-obatan. Kedua, pada masyarakat agraris hutan menjadi perluasan area bagi kegiatan pertanian dan peternakan.

Ketiga, bagi masyarakat industri hutan berperan sebagai sumber bahan baku industri.

Keempat, pada masyarakat pascaindustri, hutan berperan sebagai basis pelayanan masyarakat, terutama sumber air bersih, oksigen, dan biodiversitas.

"Kita saat ini memasuki era tarik menarik yang berkepanjangan antara hutan dalam konsep agraris, konsep industrial, dan konsep pasca industri," ungkapnya.

Di dalam kenyataanya agrarisasi dan industrialisasi berbasis hutan masih merupakan sektor ekonomi yang paling penting, seperti industri kertas, rayon, minyak sawit dan lain-lainya. Tetapi konsep agrarisasi dan industrialisasi tersebut sering dikontradiksikan dengan konsep pasca industri yang cenderung konservasi dan konservatif.

"Dalam kaitan ini saya mengharapkan Fakultas Kehutanan UGM untuk mencarikan titik temu, mencarikan jembatan, nah ini tugas untuk dipelajari dan dikembangkan konsep baru ala UGM," ujarnya.

Baca juga: Ketua MPR Ingatkan Jajaran Menteri Jokowi Koordinasi soal Kebijakan Pemerintah

Menurutnya, salah satu solusi yang patut diperhitungkan adalah pemanfaatan teknologi digital dengan mengembangkan precision forestry, yakni teknologi yang mampu menghitung secara cermat dan tepat dengan penggunaan teknologi digital dan komputasi dengan mengembangkan dan memanfaatkan big data analytics dan pengembangan kecerdasan buatan.

Melalui teknologi ini semangat gabungan antara penggunaan hutan dan konsep agraris dan industri tanpa mengorbankan pascaindustri bisa dikembangkan.

"Saya yakin Fakultas Kehutanan UGM mampu untuk mengembangkan inovasi-inovasi di era disrupsi sekarang ini dan membaca disrupsi untuk lompatan kemajuan kehutanan Indonesia," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com