Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah dan Ibu Dipenjara, Tubuh Balita Lebam-lebam, Dianiaya Paman dan Bibinya

Kompas.com - 23/10/2020, 15:43 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang balita di Medan, Sumatera Utara mengalami nasib malang.

Ia harus berpisah dengan ayah dan ibunya yang kini berada di penjara karena kasus narkoba.

Bukannya melindungi, paman dan bibi yang seharusnya merawatnya selama ditinggal orangtua, justru diduga menganiaya balita tersebut.

Baca juga: Video Balita Kehausan dengan Wajah Lebam, Ayah dan Ibu Berada di Penjara

Tetangga melihat lebam-lebam di tubuh balita

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga.SHUTTERSTOCK Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga.
Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi menjelaskan, peristiwa itu awalnya diketahui oleh tetangga korban.

Korban yang masih berusia sekitar empat tahun itu memang tinggal bersama paman dan bibinya, JS (27) dan SE (24) selama tiga bulan terakhir.

Selama berada di tempat itu, balita tersebut jarang keluar rumah.

Betapa terkejutnya tetangga ketika melihat balita tersebut keluar rumah dalam kondisi lebam-lebam di badan.

"Baru kemarin itu dia keluar, tiba-tiba ke depan halaman tetangganya. Minta minum kehausan. Di situ tetangganya pada melihat kok lebam-lebam gitu," tutur Yasir.

Luka lebam terdapat di bagian tangan, dada dan wajah balita itu.

Baca juga: Diyakini Meninggal jika Disatukan, Kembar Trena Treni Dititipkan sejak Bayi, Terpisah Selama 20 Tahun

 

Tangkapan layar video di Instagram memperlihatkan seorang anak korban penganiayaan di Mencirim, Sunggal.  Penganiayaan dilakukan oleh paman dan bibinya.Istimewa Tangkapan layar video di Instagram memperlihatkan seorang anak korban penganiayaan di Mencirim, Sunggal. Penganiayaan dilakukan oleh paman dan bibinya.
Kehausan dan tak diberi makan

Korban keluar lantaran tak kuat menahan haus.

Ia pun menghabiskan minuman sembari berdiri di depan pintu.

Masih terlihat haus, balita itu juga meminum botol air mineral yang disodorkan kepadanya.

Yasir mengatakan, anak itu juga kerap tak diberi makan.

"Pengakuan si anak, dia kadang-kadang tak dikasih makan. Kemarin waktu diamankan saya tanya, sudah makan? Tadi pagi makan? Ternyata enggak. Siang tadi makan? ternyata enggak. Malam baru kita kasih makan," tutur Yasir.

Baca juga: Mencari Keberadaan Bagus, Balita 17 Bulan yang Hilang Sepekan Setelah Pulang dari Rumah Nenek

Dianiaya karena kencing dan buang air besar di celana

Ilustrasi kekerasanTHINKSTOCKS/WAVEBREAKMEDIA LTD Ilustrasi kekerasan
Usai kejadian tersebut, polisi memeriksa JS dan SE yakni paman serta bibi balita tersebut.

Dari pengakuan pelaku, mereka melakukan penganiayaan lantaran balita itu sering kencing dan buang air besar di celana.

Polisi kemudian menetapkan JS dan SE sebagai tersangka. Namun, mereka belum ditahan.

"Belum kita tetapkan penahanan baru tersangka saja. Kita gelar perkara dulu jika hasilnya kita tahan, akan kita tahan," kata Yasir.

Baca juga: Balita Dibunuh Ibu Kandung Saat Tidur, Diduga Stres Masalah Ekonomi

 

Ilustrasi viralShutterstock Ilustrasi viral
Videonya viral

Rupanya peristiwa ketika balita tersebut keluar dan meminta minum dengan kondisi memprihatinkan terekam dalam sebuah video.

Balita itu terlihat kehausan dan menghabiskan minumannya.

Video yang diunggah di media sosial itu kemudian viral.

Dalam video tersebut tertulis: Dugaan Penyiksaan Anak di Perumahan Asri Indah Pasar 2 Mencirim Sunggal.

Kini balita tersebut telah dievakuasi. Kasus tersebut kini ditangani oleh Polsek Sunggal.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Medan, Dewantoro | Editor: Abba Gabrilin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com