Dia tidak bekerja, sehingga untuk makan minum bergantung para tetangga.
“Sugeng dan Wilujeng ini ODGJ. Kalau ditanya kadang nyambung kadang tidak. Sugeng kadang kasar, tetapi kadang juga baik,” kata Yayuk Supriyati, pendamping ODGJ wilayah Mojoroto yang aktif mendatangi keluarga ini.
Sumirah juga sudah mulai pikun. Warga sekitar memberi perhatian, tetapi kadang-kadang Sugeng kasar, baik terhadap warga maupun ibunya.
Namun, warga tetap memberikan makanan dan kadang membantu membersihkan rumah meski sering ditolak oleh Sugeng.
“Pada 2014 sudah ada yang mau memperbaiki rumahnya, tetapi Sugeng menolak dan ngamuk,” tutur Yayuk.
Saat jajaran Pemkot Kediri datang, rumah Sumirah sangat kotor dan penuh sampah.
Selain tidak layak huni, rumah itu ternyata tidak memiliki kamar mandi. Karena itu Dinsos Kota Kediri berkoordinasi dengan Puskesmas Campurejo dan Dinas Permukiman Kota Kediri untuk menindaklanjuti kondisi tersebut.
Dinsos juga berkoordinasi dengan Dinas Permukiman akan membangun rumah Sumirah secara total.
Kepala Dinsos Kota Kediri Triyono Kutut mengatakan, keluarga Nenek Sumirah sudah mendapat Program Keluarga Harapan (PKH) setiap bulan, serta bantuan beras tiga bulan terakhir.
"Meski sebetulnya pensiunan tidak boleh, tetapi atas pertimbangan kondisi seperti ini, maka PKH tetap diberikan,” kata Kutut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan