PALEMBANG, KOMPAS.com - Aktivitas penambangan batu bara ilegal di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan telah menimbulkan sebanyak 11 orang korban jiwa lantaran tewas tertimbun tanah longsor saat sedang melakukan penggalian.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan, seluruh korban yang tewas terperangkap dalam tambang batu bara ilegal itu semuanya telah dievakuasi.
Saat ini, lokasi tambang pun telah ditutup pihak kepolisian setempat agar tidak lagi melakukan aktivitas.
Baca juga: 11 Orang Tewas Tertimbun Longsor Batu Bara Ilegal, Alex Noerdin: Harusnya Dilarang Sebelum Kejadian
Menurut Ansori, saat kejadian berlangsung, para penambang yang tewas itu melakukan penggalian untuk dibuat terowongan sebagai akses jalan.
Namun, kondisi hujan deras membuat tanah labil di sekitar lokasi tambang jadi bergerak sehingga ambles dan terjadi longsor.
"Mereka melakukan penambangan batubara di kedalaman sekitar 20 meter berbentuk terowongan. Kemudian terjadi longsor karena hujan dan tanahnya memang labil,"kata Ansori lewat pesan singkat, Kamis (22/10/2020).
Baca juga: 11 Penambang Batu Bara Tewas Tertimbun Longsor, 1 Korban Belum Teridentifikasi
Dijelaskan Ansori, londisi areal sekitar lokasi tambang merupakan perbukitan. Hal itu membuat bencana longsor akibat galian tambang ilegal bisa menghantui kapanpun.
Terlebih lagi saat ini curah hujan masih terus berlangsung di wilayah Sumatera Selatan.
"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada," ujarnya.
Kapolsek Tanjung Agung, AKP Faisal Manalu menjelaskan, para korban tertimbun 5 meter dari lokasi yang mereka gali.
Proses evakuasi pun berlangsung cukup lama karena harus menggunakan alat berat untuk mengeluarkan para korban.
Ke-11 korban itu tewas, karena kehabisan oksigen ketika tertimbun tanah tambang yang mereka gali secara tradisional.
"Para korban dievakuasi satu jam setelah kejadian dengan menggunakan alat berat milik warga. Setelah itu langsung dibawa ke puskesmas setempat, semuanya meninggal karena kehabisan oksigen," kata Faisal.
Informasi yang dihimpun, 11 korban tewas tersebut saat ini telah dievakuasi ke puskesmas setempat.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori ketika dikonfirmasi membenarkan kabar tersebut.
"Iya betul informasi sementara 11 orang," kata Ansori lewat pesan singkat, Rabu (21/10/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.