Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Tewas di Tambang Batu Bara Ilegal Muara Enim, Pekerja Sedang Gali Terowongan Saat Hujan

Kompas.com - 23/10/2020, 08:27 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Aktivitas penambangan batu bara ilegal di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan telah menimbulkan sebanyak 11 orang korban jiwa lantaran tewas tertimbun tanah longsor saat sedang melakukan penggalian.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan, seluruh korban yang tewas terperangkap dalam tambang batu bara ilegal itu semuanya telah dievakuasi.

Saat ini, lokasi tambang pun telah ditutup pihak kepolisian setempat agar tidak lagi melakukan aktivitas.

Baca juga: 11 Orang Tewas Tertimbun Longsor Batu Bara Ilegal, Alex Noerdin: Harusnya Dilarang Sebelum Kejadian

Menurut Ansori, saat kejadian berlangsung, para penambang yang tewas itu melakukan penggalian untuk dibuat terowongan sebagai akses jalan.

Namun, kondisi hujan deras membuat tanah labil di sekitar lokasi tambang jadi bergerak sehingga ambles dan terjadi longsor.

"Mereka melakukan penambangan batubara di kedalaman sekitar 20 meter berbentuk terowongan. Kemudian terjadi longsor karena hujan dan tanahnya memang labil,"kata Ansori lewat pesan singkat, Kamis (22/10/2020).

Baca juga: 11 Penambang Batu Bara Tewas Tertimbun Longsor, 1 Korban Belum Teridentifikasi

Dijelaskan Ansori, londisi areal sekitar lokasi tambang merupakan perbukitan. Hal itu membuat bencana longsor akibat galian tambang ilegal bisa menghantui kapanpun.

Terlebih lagi saat ini curah hujan masih terus berlangsung di wilayah Sumatera Selatan.

"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada," ujarnya.

 

Korban tertimbun sedalam 5 meter

Kapolsek Tanjung Agung, AKP Faisal Manalu menjelaskan, para korban tertimbun 5 meter dari lokasi yang mereka gali.

Proses evakuasi pun berlangsung cukup lama karena harus menggunakan alat berat untuk mengeluarkan para korban.

Ke-11 korban itu tewas, karena kehabisan oksigen ketika tertimbun tanah tambang yang mereka gali secara tradisional.

"Para korban  dievakuasi satu jam setelah kejadian dengan menggunakan alat berat milik warga. Setelah itu langsung dibawa ke puskesmas setempat, semuanya meninggal karena kehabisan oksigen," kata Faisal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com