Setelah memegang ujung tali yang terlepas, ia meluncur ke bawah. Suara tepuk tangan dan ucapan syukur menggema di halaman pesantren sesaat Didin menjejak tanah.
Upacara pengibaran bendera Merah Putih pada hari santri pun berlanjut.
“Kami sangat mengapresiasi aksi heroik yang ditunjukkan oleh santri Didin,” ujar Ramli Anwar.
Di Pondok Pesantren Alislam, Didin tidak dikenakan biaya apa pun, bahkan difasilitasi untuk bisa belajar hingga tuntas.
Pesantren yang dihuni lebih dari 430 santri ini menggratiskan santri yang berasal dari keluarga kurang mampu dan anak yatim.
Sejak sebulan lalu, pesantren ini telah membuka diri untuk proses belajar-mengajar dengan persyaratan yang sangat ketat untuk mencegah pandemi Covid-19.
Bahkan orangtua siswa tidak bisa menjenguk dengan leluasa, mereka dibatasi pagar pemisah dengan waktu kunjungan hanya 7 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.