Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patroli Perbatasan RI–Malaysia Selesai, 203 Patok Batas Negara Hilang

Kompas.com - 23/10/2020, 05:10 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Malaysia Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama (BWU) telah menyelesaikan operasi patok yang dimulai sejak 22 September 2020 lalu.

Dari 6.849 patok batas negara yang ada di sepanjang 501 kilometer perbatasan RI – Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sebanyak 203 patok dilaporkan hilang.

Lalu, sebanyak 87 patok rusak, 96 patok tenggelam, 141 patok miring, 75 patok roboh, 28 patok tertimpa pohon, 2 patok bergeser, 14 patok patah, 2 patok tertimbun dan sebanyak 6.197 patok dinyatakan dalam kondisi baik.

Baca juga: Satgas Pamtas RI-Malaysia Temukan 173 Patok Batas Negara Hilang

Komandan Satgas Pamtas RI–Malaysia Letkol Inf Yordania mengatakan, hilangnya patok perbatasan mayoritas disebabkan oleh fenomena alam, seperti longsor, tertimpa pohon, tanah ambles dan jenis kerusakan lain akibat cuaca buruk.

‘’Kita sudah laporkan ke komando atas, dari patroli prajurit selama sekitar 30 hari, 203 patok kami laporkan hilang,’’ujarnya, Kamis (22/10/2020).

Banyak suka duka prajurit saat melakukan patroli. Beberapa prajurit ada yang salah perhitungan sehingga kehabisan bekal, namun beberapa prajurit bahkan memiliki cara tersendiri untuk memangkas target waktu operasi yang ditentukan.

Seperti yang terjadi di pos SSK V wilayah Krayan, prajurit dari pos Long Bawan kehabisan logistic padahal jarak mereka kembali menuju pos Pamtas masih 2 hari lagi.

Selama itu mereka hanya mengandalkan air dan minum sepuasnya dan terus melanjutkan jalan kaki siang malam untuk kembali ke pos.

‘’Dari 11 prajurit, 3 orang drop dan langsung diinfus karena lemas, sekuat apapun fisik kita, ketika dihadapkan cuaca ekstrem siang malam, di tengah hutan dataran tinggi Krayan akan kalah, tapi setelah dua hari akhirnya prajurit kami pulih dengan sendirinya,’’kata Yordania.

Berbeda dengan prajurit di Pos Ba’Siuk Krayan, mereka lebih memiliki perhitungan akurat, dengan presisi tepat, sehingga semua terukur dan bisa melaksanakan misi lebih cepat dari target.

Para prajurit di Pos Ba’Siuk memiliki stamina prima, mereka mencoba memangkas jarak dan waktu dengan berlari.

Sehingga, dari waktu 2 pekan yang ditentukan untuk patroli 630 patok perbatasan di sepanjang 41 kilometer, mereka menyelesaikan tugas tersebut dengan waktu 11 hari saja. Ini membuat ketersediaan logistic sangat mencukupi bahkan berlebih.

‘’Mereka lari di medan hutan yang tentunya jauh berbeda dengan jalan perkotaan, semangat dan pengabdian mereka dalam melaksanakan tugas kami apresiasi dan mereka menjadi salah satu satuan terbaik kami,’’lanjut Yordania.

Baca juga: Patok Batas Negara Bergeser, Papan Peringatan Dipasang Depan Kantor Camat

Medan lain di SSK II Seimanggaris dan SSK III Sebuku yang terdiri dari Pos Sei Agison, Pos Tembalang dan Pos Salang, tidak ada kendala berarti dari logistik ataupun kendala teknis.

Namun, untuk mencapai patok pertama dari pos jaga Satgas Pamtas harus ditempuh selama 2 sampai 3 hari menggunakan ketinting.

Selain itu, medan di wilayah 3 sedikit terjal terutama di wilayah Sei Agison, prajurit harus memanjat dan turun areal medan dengan tali, bahkan prajurit harus tidur bergantung menggunakan hammock karena jarang ditemui daerah yang rata untuk mendirikan tenda.

 71 patok hilang diduga akibat alat berat

Medan terberat ada di SSK IV wilayah Lumbis, di areal Sumantobol, prajurit menemukan 71 patok yang berderet di sepanjang 2 kilometer hilang.

‘’Analisa kami berdasar laporan prajurit di lapangan, kuat dugaan akibat alat berat, karena ada alat berat dan galian lubang di sekitar patok, ini juga masih kami dalami,’’kata Yordania.

Hilangnya patok tentu bukan sebuah masalah berarti karena setiap koordinat keberadaan patok sudah terdata dalam GPS.

Baca juga: Patok Batas Negara di Sebatik Bergeser, ke Kantor Camat Harus Lewati Wilayah Malaysia

Sementara untuk Pos Sumantipal dan Pos Labang, operasi patok dilaporkan lancar meski untuk menuju ke patok pertama yang harus dipatroli mereka harus naik ketinting dengan durasi waktu 2 sampai 3 hari sebelum mencapai titik penugasan.

Patroli yang paling memakan waktu, pikiran, dan tenaga ada di Pos Lumbis. Operasi di wilayah hutan belantara tersebut melalui perencanaan matang selama hampir sebulan.

Perwira operasi harus merancang skema pergerakan dengan akurasi dan perkiraan kebutuhan logistik yang cukup, demikian pula untuk pemanfaatan helikopter, di mana lokasi tepat untuk menurunkan logistik, sekaligus menyusun rencana untuk mengakali sulitnya sinyal meski sudah menggunakan HP satelit.

‘’Tapi operasi sudah selesai, prajurit Pos Lumbis juga sudah berjalan pulang kembali ke pos, jadwalnya dua hari lagi mereka sampai,’’kata Yordania.

Dalam memulai operasi patok perbatasan RI – Malaysia, prajurit akan mengumpulkan para tokoh adat dan agama untuk berdiskusi segala kemungkinan dan apa saja kebijakan lokal atau mitos yang ada.

Antisipasi untuk masalah tersebut akan dimulai dengan kenduri meminta keselamatan sekaligus meminta petunjuk apa yang harus dilakukan saat prajurit menemukan kendala dalam tugas nantinya.

Yordania mengakui, banyak pengalaman mistis dan kejadian tak masuk diakal saat prajurit menjalankan tugas mereka menembus kedalaman hutan belantara, namun hal tersebut lebih baik dijadikan pengalaman dan pelajaran berharga tidak untuk dipublikasikan.

‘’Intinya jaga alam sekitar, hormati kebijakan dan adat istiadat setempat, Alhamdulillah operasi patok selesai dan semua berjalan sesuai rencana," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com