Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Ini Kata Gubernur dan Wagub NTB

Kompas.com - 22/10/2020, 20:02 WIB
Fitri Rachmawati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Setahun kepemimpinan pemerintahan Jokowi-Makruf Amin, Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB), minta agar pemerintah pusat tetap konsisten dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk publik.

"Dibutuhkan konsistensi dibarengi dengan teknis yang cukup, komunikasi publik yang klir sehingga masyarakat tidak mispersepsi, tidak miskomunikasi," kata Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah, Kamis (22/10/2020).

Kritiknya untuk 1 tahun pemerintahan Jokowi-Makruf Amin, khususnya dalam penanganan Covid-19, karena ini terkait dengan persepsi masyarakat.

Dia berharap, pemerintah tidak buru-buru mengubah sebuah kebijakan.

Baca juga: Bedah UU Cipta Kerja, Gubernur NTB Kumpulkan Seluruh Elemen Masyarakat

"Jadi, jangan cepat berubah-ubah, kebijakan dari pemerintah pusat berkaitan dengan penanganan Covid ini. Harus ada kebijakan yang pasti, yang betul-betul dipikirkan, baru sampai ke bawah (masyarakat), harus lengkap yang sampai di masyarakat, bukan yang belum pasti karena bisa menyebabkan kebingungan dan menimbukan ketidakpercayaan," kata dia.

Meski demikian Rohmi memahami kesulitan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam setahun kepemimpinan mereka, di tengah pandemi Covid-19 ini.

Menurutnya, saat ini bukanlah situasi yang normal, karena kondisinya sulit, artinya yang dijalani selama 1 tahun ini di tengah Covid-19, tidak bisa diukur dengan parameter normal.

Karena, Covid-19 melanda seluruh dunia, sehingga tidak bisa mengukur apa yang dilakukan pemerintah pusat dengan ukuran tanpa latar belakang masalah Covid-19. Semua pihak harus adil menilai apa yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo-Makruf Amin.

Sebagai pimpinan di daerah, Rohmi memahami langkah pemerintah pusat yang selalu ingin segera menyampaikan kebijakan tertentu.

Namun, dia berharap sebaiknya segala sesuatu itu betul-betul dilengkapi dengan hal teknis sehingga tidak menimbulkan kebingungan masyarakat. 

Rohmi mencontohkan seperti Undang-Undang Cipta Kerja.

"Itu kan sebenarnya maksud pemerintah baik, akan tetapi karena tidak sampai ke bawah (masyarakat) informasinya, tiba-tiba sudah diketok, itu saja sih, mungkin lebih pada kebijakan itu well prepare (disiapkan dengan baik) sehingga masyarakat siap betul menerima informasi, baru informasi itu keluar atau beredar," kata Rohmi.

Secara keseluruhan, kakak kandung mantan Gubernur NTB, Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menilai, apa yang sudah dilakukan pemerintah pusat saat ini, sudah di jalan yang tepat.

Artinya, fokus di tahun 2020 ini, pada penanganan Covid-19, lebih pada penanganan kesehatan dan penanganan ekonomi.

 

"Kalau kami sebut ada kekurangan kekurangan, tidak mungkin tidak ada kekurangan karena masalah covid ini bukan hanya Indonesia saja yang alami, tapi dunia mengalaminya," ujar dia.

Dia juga menegaskan tidak bisa menilai jika ada kegagalan, dianggap sebagai kegagalan Jokowi-Makruf, karena ada banyak parameter yang menyebabkan itu terjadi.

"Yang terpenting menurut saya saat ini dibutuhkan kedewasaan kita berpikir untuk bisa bersinergi semua, karena masalah Covid ini tidak bisa selesai hanya dari pemerintah saja, masyarakat harus ikut serta, terutama disiplin menegakkan protokol Covid-19," kata Rohmi.

Gubernur NTB, H. ZulkieflimansyahHumas NTB Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, mengatakan, dalam 1 tahun kepemimpinan Jokowi-Makruf, situasi yang dihadapi pemerintah pusat tidak mudah di saat pandemi ini.

Namun, Gubernur menyatakan salut atas kebijakan berani pemerintah pusat mengunakan produk buatan dalam negeri.

Baca juga: Dituntut Nyatakan Sikap, Gubernur NTB: Kita Belum Melihat Binatang Apa Ini Omnibus Law

"Ini harus ditindaklanjuti secara serius karena kita sebenarnya bisa dan punya kemampuan. Di NTB sudah kami buktikan ini," kata Zulkiefli.

Salah satu buatan anak bangsa yang juga merupakan kebanggan NTB, adalah alat rapid tes RI-Gha Covid, yang merupakan buatan Profesor Mulyanto dari Laboraturium Hepatika NTB, yang berkolaborasi dengan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Airlangga.

Sebuah alat rapid test dengan harga murah dan hasilnya bisa diketahui hanya dalam 15 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com