Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah TKW Indramayu Meninggal di Malaysia karena TBC, Kabur dari Majikan dan Dirawat Pria Myanmar

Kompas.com - 22/10/2020, 13:26 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang pekerja migran Indonesia, Ruri Alfath Mujaida (25) meninggal di Malaysia karena sakit TBC pada Senin (19/10/2020).

Ruri adalah ibu dua anak asal Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Ruri berangkat ke Malaysia pada tahun 2017  secara ilegal dibantu oleh agen penyalur TKI yang bernama Ropiko.

Baca juga: Jenazah TKW Tak Bisa Dipulangkan karena Agen Minta Rp 32 Juta

Oleh Ropiko, Ruri diberangkatkan ke Malaysia melalui jalur laut dari Batam tanpa dibekali visa sama sekali.

Satu tahun pertama, gaji Ruri tak dibayarkan oleh majikannya. Tak hanya itu, Ruri kerap disiksa oleh majikannya.

Ia pun kabur bersama tiga rekannya yang bekerja di tempat yang sama saat majikan perempuan mereka hamil tua.

Sejak saat itu Ruri bekerja serabutan dan berjualan untuk bertahan hidup di Malaysia. Namun kondisi Ruri terus melemah karena ia menderita sakit TBC.

Baca juga: Kalau Dikubur di Malaysia Rp 9,8 Juta, Kalau Dibawa Pulang Rp 32 Juta

Menurut Juju Juhariyah kakak kandung Ruri, saaat sakit, adiknya ditolong oleh seorang pria warga negara Myanmar.

Juju tidak menyebut pasti namanya pria tersebut. Namun ia ingin mengucapkan terimakasih karena pria tersebut merawat Ruri saat sakit hingga ia meninggal dunia.

"Alhamdulillah Ruri ada yang nolongin temannya orang Myanmar. Dia ngurusin Ruri dari sakit sampai sekarang meninggal dunia," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di rumah duka, Selasa (20/10/2020).

"Kan Ruri waktu sakit gak kerja, dia yang ngurusin Ruri semuanya, ngasih makan, ngerawat, dan lain-lain. Rurinya juga kan waktu itu sudah gak bisa jalan, gak bisa apa-apa," ujar dia.

Baca juga: Berangkat Ilegal, Ruri Meninggal di Malaysia karena TBC, Jenazah Tak Bisa Dipulangkan ke Tanah Air

Juju mengatakan pria Myanmar tersebut tulus merawat adiknya dan tak pernah berbuat macam-macam pada Ruri.

Hubungan keduanya murni hanya teman dari negara berbeda yang kebetulan bekerja di Malaysia.

Setelah keluarga mendapatkan kabar jika Ruri telah meninggal dunia pada Senin pagi, pria Myanmar tersebut masih intens berkomunikasi dengan keluarga Ruri di Indonesia.

Baca juga: Kisah Ratih, Mantan Guru Honorer yang Buka Layanan Jasa Bersihkan Rumah Sepulang dari Malaysia

Kepada Juju, pria tersebut mengaku akan memperjuangkan jenazah Ruri akan bisa dipulangkan ke Indonesia.

"Saya merasa sangat berterima kasih sekali, dia benar-benar tulus menolong adik saya," ujarnya.

Ia mengatakan Ruri dikabarkan meninggal saat hendak perjalanan pulang ke Tanah Air.

Baca juga: 25 TKI Ilegal Asal NTT Dideportasi dari Malaysia

Oleh agen dimintai uang Rp 32 juta

Ilustrasi gajiThinkstockphotos.com Ilustrasi gaji
Juju terakhir kali kontak dengan adiknya pada September 2020. Saat itu Ruri mengaku ingin pulang ke Indonesia.

Di video call, Juju melihat adiknya terlihat kurus dan hanya berbaring di tempat tidur.

"Saat saya video call, Ruri ingin saja cepat pulang. Dia kondisinya kurus dan sakit hampir lima bulanan. Ia saat itu tak bisa jalan dan hanya berbaring saja. Dia sempat disiksa tapi di majikan yang pertama," kata Juju.

Karena administrasi dan berangkat secara ilegal, jenazah Ruri tak bisa dipulangkan ke tanah air.

Baca juga: Harga Semen Rp 1,5 Juta dan Gula Rp 40.000, Ini Cerita Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia Saat Pandemi

Menurut Juju agen sempat meminta uang sebesar Rp 32 juta jika keluarga menginginkan jenazah Ruri dipulangkan ke tanah air.

Namun jika dimakamkan di Malaysia biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 9,8 juta.

"Kalau jenazahnya dikuburnya di sana diminta uang sekitar Rp 9,8 juta. Kalau dikuburnya di sini diminta Rp 32 juta," kata Juju. Selain itu selama enam bulan, gaji Ruri yang tak diberikan.

Kepada Tribuncirebon.com, Juju Juhaeriyah menyampaikan, harapan terakhir yang diinginkan adiknya tersebut hanya ingin pulang.

Baca juga: Cerita TKW yang Disekap Majikan di Arab Saudi, Tak Diberi Makan Sebelum Pingsan

Walau sudah tiada, pihak keluarga ingin mewujudkan harapan terakhir Ruri Alfath Mujaida.

"Sampai nangis-nangis, saya saja video call sama Ruri, saya sampai jerit-jerit nangis, saya sangat kehilangan adik saya," ujar dia.

Ruri memiliki dua anak dari dua kali pernikahan. Anak sulungnya berusia 8 tahun dan anak bungsunya berusia 4 tahun

"Sekarang anak-anaknya diasuh neneknya satu dan satu lagi oleh mantan suaminya," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Mohamad Umar Alwi | Editor: Farid Assifa), Tribunjabar.id, Tribuncirebon.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com