Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pria Penanam Ganja Ternyata Adik Mantan Wali Kota Serang | Nyanyikan Lagu yang Singgung Polisi Saat Demo, Mahasiswa Ditangkap

Kompas.com - 22/10/2020, 05:45 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Di Tasikmalaya, Jawa Barat, identitas pria penanam ganja bernama Muslim itu terungkap.

Pria tersebut ternyata adalah adik kandung dari mantan Wali Kota Serang.

Sedangkan di Palopo, Sulawesi Selatan, seorang mahasiswa ditangkap saat berdemonstrasi.

Penyebabnya, mahasiswa ini dianggap menyanyikan lagu yang menyinggung polisi.

Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:

Baca juga: Adik Mantan Wali Kota Serang: Sejak Dulu Saya Budidaya Ganja, Kata Siapa Sembunyi-sembunyi

1. Pria penanam ganja ternyata adik mantan Wali Kota Serang

Rumah orang tua mantan Wali Kota Serang, Almarhum Bunyamin, di Kampung Cisirah, Desa Cibahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, dijadikan sarang budidaya tanaman ganja digerebek oleh BNN Kota Tasikmalaya, Selasa (20/10/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Rumah orang tua mantan Wali Kota Serang, Almarhum Bunyamin, di Kampung Cisirah, Desa Cibahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, dijadikan sarang budidaya tanaman ganja digerebek oleh BNN Kota Tasikmalaya, Selasa (20/10/2020).
BNN menggerebek sebuah rumah di Desa Cibahayu, Kecamatan Kadipaten, Tasikmalaya, Jawa Barat pada Selasa (20/10/2020).

Di rumah itu, seorang pria menanam puluhan ganja dan ditempatkan dalam polybag.

Ternyata rumah tersebut adalah rumah orangtua mantan Wali Kota Serang.

Sedangkan, pria penanam ganja yang bernama Muslim (50) tak lain merupakan adik mantan Wali Kota Serang.

"Saya memang adik kandung mantan Wali Kota Serang, Bunyamin. Tapi, kakak saya sudah lama meninggal tahun 2011 lalu. Ini rumah orangtua kami dan semasa kecil di sini," kata Muslim.

Ia membantah melakukan aktivitas penanaman ganja secara sembunyi-sembunyi.

Ganja-ganja tersebut diklaim sengaja ia budidayakan untuk penelitian racikan pupuk.

"Kata siapa saya sembunyi-sembunyi. Sejak dulu saya budidaya ganja ini. Ganja ini penelitian saya saja," kata Muslim.

Baca juga: Pria yang Tanam Ganja Pakai Polybag di Rumahnya Ternyata Adik Kandung Mantan Wali Kota Serang

ilustrasi massaGetty Images/iStockphoto/champc ilustrasi massa

2. Mahasiswa ditangkap karena nyanyikan lagu

Mahasiswa berinisial RF ditangkap oleh polisi ketika berdemonstrasi di depan Mapolres Palopo, Sulawesi Selatan, Selasa (20/10/2020).

Penyebabnya, RF dianggap menyanyikan lagu yang telah menyinggung polisi.

RF pun menjalani pemeriksaan. Ia juga diharuskan mengikuti pemeriksaan rapid test.

"Memang tadi ada insiden kecil saat salah seorang pengunjuk rasa menyanyi dengan ucapan yang tidak baik, sehingga kami amankan dulu untuk menjalani serangkaian pemeriksaan," tutur Kapolres Palopo AKBP Alfian Nurnas.

Baca juga: Nyanyikan Lagu yang Menyinggung Polisi Saat Demo, Seorang Mahasiswa Ditangkap

3. Oknum Satpol PP rampas uang pengemis berkali-kali sampai korban histeris

Sebua video viral beredar yang merekam aksi oknum Satpol PP yang BKO di Dinas Sosial (Dinsos) Batam, yang telah mengambil uang pengemis jalanan di Traffic Light UIB Baloi, Minggu (18/10/2020) kemarin. Perampasan itu terjadi dengan modus penertiban yang dilakukan oknum tersebut.DOK YOUTUBE FERRY KESUMA Sebua video viral beredar yang merekam aksi oknum Satpol PP yang BKO di Dinas Sosial (Dinsos) Batam, yang telah mengambil uang pengemis jalanan di Traffic Light UIB Baloi, Minggu (18/10/2020) kemarin. Perampasan itu terjadi dengan modus penertiban yang dilakukan oknum tersebut.
Empat anggota Satpol PP berinisial MR, S, KA dan JP merampas uang sejumlah pengemis.

Uang besaran mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 300.000 itu diambil selama beberapa kali.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri Kombes Arie Dharmanto menjelaskan, hal tersebut dilakukan pada saat empat pelaku melakukan pengamanan di beberapa titik.

Menurut keterangan, pengemis yang diamankan lalu dirampas begitu saja kemudian diturunkan di jalanan.

“Hal ini berdasarkan dari pengakuan salah satu pengemis yang kerap diambil uangnya oleh pelaku dan rata-rata Rp 300.000,” kata Arie

Aksi berulang kali yang dilakukan oknum Satpol PP ini membuat pengemis histeris.

Aapalagi, kondisi salah satu pengemis yang terbatas dan tak bisa berbuat apa-apa lantaran tak memiliki kedua kaki.

"Pelaku dapat dikenakan Pasal 368 KUH Pidana," kata Arie.

Baca juga: Video Viral Uang Pengemis Dirampas, 3 Satpol PP Jadi Tersangka

 

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)
4. Cerita sepasang suami istri dokter sembuh dari Covid-19

Pasangan suami istri dr Arief Fadhillah dan dr Fauziah dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah menjalani perawatan selama 13 hari di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

Padahal, Arief memiliki penyakit jantung (sudah dipasang ring), hipertensi serta obesitas.

Arief membagi kisah, awalnya ia merasa demam tetapi tetap bekerja.

Pada hasil foto toraks terdapat gambaran pneumonia Bilateral.

Ia kemudian menjalani tes swab dengan hasil positif Covid-19.

Ia dan istrinya yang dinyatakan positif pun menjalani isolasi di rumah sakit.

Arief dan istri menghadapinya dengan tenang. Sebab khawatir yang berlebihan justru diyakini akan menurunkan imun.

"Virusnya 14 hari mati sendiri. Tapi, proses kerusakan itu, penyumbatan sana-sini itu yang berlanjut dan harus ditangani. Makanya, salah satu obatnya adalah pengencer darah," katanya.

Menurut dia, untuk mencegah penyebaran Covid-19, protokol kesehatan harus dijalankan. Setiap orang harus rajin mencuci tangan, khususnya ketika akan menyentuh bagian wajah, menjaga jarak, dan memakai masker.

"Itu saja, dan kalau demam atau batuk ya istirahat. Soalnya, waktu diisolasi dulu, yang kita makan pun hanya makanan rebusan, ikan, tahu, tempe, daging sesekali, telur selalu ada, jus, dan susu," katanya.

Baca juga: Pasutri Dokter Sembuh dari Covid-19, padahal Punya Sakit Jantung, Hipertensi, dan Obesitas

5. Pria tewas diduga terbentur senar layangan

Pria di Trenggalek bernama Agus Syaifu Rochmad (58) tewas setelah terbentur gulungan benang layangan berbahan kayu milik seorang anak SD.

Hal itu ditemukan dari barang bukti gulungan benang layangan di dekat lokasi kejadian serta keterangan para saksi.

Paimo, warga sekitar mengaku sempat melihat seorang bocah menarik senar layangan beberapa saat sebelum kejadian.

"Saya lihat (ada bocah) narik-narik senar layangan. Tapi kemudian saya lari, takut senar layangannya lepas," katanya dikutip dari Tribunnews.com.

Setelah menjauh dari lokasi, sambung Paimo, ia melihat ada keramaian di lokasi penemuan mayat tersebut. "Terus saya balik ke sini lagi untuk melihat apa yang terjadi," kata dia.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Tatar Hermawan mengatakan hal serupa.

"Diduga kuat penyebab kematian korban karena benturan gulungan senar. Di situ (gulungan senar layangan) ada potongan rambut," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Irwan Nugraha, Hadi Maulana, Amran Amir, Dewantara | Editor: Aprilia Ika, Candra Setia Budi, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com