KOMPAS.com- Di Tasikmalaya, Jawa Barat, identitas pria penanam ganja bernama Muslim itu terungkap.
Pria tersebut ternyata adalah adik kandung dari mantan Wali Kota Serang.
Sedangkan di Palopo, Sulawesi Selatan, seorang mahasiswa ditangkap saat berdemonstrasi.
Penyebabnya, mahasiswa ini dianggap menyanyikan lagu yang menyinggung polisi.
Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:
Baca juga: Adik Mantan Wali Kota Serang: Sejak Dulu Saya Budidaya Ganja, Kata Siapa Sembunyi-sembunyi
Di rumah itu, seorang pria menanam puluhan ganja dan ditempatkan dalam polybag.
Ternyata rumah tersebut adalah rumah orangtua mantan Wali Kota Serang.
Sedangkan, pria penanam ganja yang bernama Muslim (50) tak lain merupakan adik mantan Wali Kota Serang.
"Saya memang adik kandung mantan Wali Kota Serang, Bunyamin. Tapi, kakak saya sudah lama meninggal tahun 2011 lalu. Ini rumah orangtua kami dan semasa kecil di sini," kata Muslim.
Ia membantah melakukan aktivitas penanaman ganja secara sembunyi-sembunyi.
Ganja-ganja tersebut diklaim sengaja ia budidayakan untuk penelitian racikan pupuk.
"Kata siapa saya sembunyi-sembunyi. Sejak dulu saya budidaya ganja ini. Ganja ini penelitian saya saja," kata Muslim.
Baca juga: Pria yang Tanam Ganja Pakai Polybag di Rumahnya Ternyata Adik Kandung Mantan Wali Kota Serang
Mahasiswa berinisial RF ditangkap oleh polisi ketika berdemonstrasi di depan Mapolres Palopo, Sulawesi Selatan, Selasa (20/10/2020).
Penyebabnya, RF dianggap menyanyikan lagu yang telah menyinggung polisi.
RF pun menjalani pemeriksaan. Ia juga diharuskan mengikuti pemeriksaan rapid test.
"Memang tadi ada insiden kecil saat salah seorang pengunjuk rasa menyanyi dengan ucapan yang tidak baik, sehingga kami amankan dulu untuk menjalani serangkaian pemeriksaan," tutur Kapolres Palopo AKBP Alfian Nurnas.
Baca juga: Nyanyikan Lagu yang Menyinggung Polisi Saat Demo, Seorang Mahasiswa Ditangkap
Uang besaran mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 300.000 itu diambil selama beberapa kali.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri Kombes Arie Dharmanto menjelaskan, hal tersebut dilakukan pada saat empat pelaku melakukan pengamanan di beberapa titik.
Menurut keterangan, pengemis yang diamankan lalu dirampas begitu saja kemudian diturunkan di jalanan.
“Hal ini berdasarkan dari pengakuan salah satu pengemis yang kerap diambil uangnya oleh pelaku dan rata-rata Rp 300.000,” kata Arie
Aksi berulang kali yang dilakukan oknum Satpol PP ini membuat pengemis histeris.
Aapalagi, kondisi salah satu pengemis yang terbatas dan tak bisa berbuat apa-apa lantaran tak memiliki kedua kaki.
"Pelaku dapat dikenakan Pasal 368 KUH Pidana," kata Arie.
Baca juga: Video Viral Uang Pengemis Dirampas, 3 Satpol PP Jadi Tersangka
Pasangan suami istri dr Arief Fadhillah dan dr Fauziah dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah menjalani perawatan selama 13 hari di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.
Padahal, Arief memiliki penyakit jantung (sudah dipasang ring), hipertensi serta obesitas.
Arief membagi kisah, awalnya ia merasa demam tetapi tetap bekerja.
Pada hasil foto toraks terdapat gambaran pneumonia Bilateral.
Ia kemudian menjalani tes swab dengan hasil positif Covid-19.
Ia dan istrinya yang dinyatakan positif pun menjalani isolasi di rumah sakit.
Arief dan istri menghadapinya dengan tenang. Sebab khawatir yang berlebihan justru diyakini akan menurunkan imun.
"Virusnya 14 hari mati sendiri. Tapi, proses kerusakan itu, penyumbatan sana-sini itu yang berlanjut dan harus ditangani. Makanya, salah satu obatnya adalah pengencer darah," katanya.
Menurut dia, untuk mencegah penyebaran Covid-19, protokol kesehatan harus dijalankan. Setiap orang harus rajin mencuci tangan, khususnya ketika akan menyentuh bagian wajah, menjaga jarak, dan memakai masker.
"Itu saja, dan kalau demam atau batuk ya istirahat. Soalnya, waktu diisolasi dulu, yang kita makan pun hanya makanan rebusan, ikan, tahu, tempe, daging sesekali, telur selalu ada, jus, dan susu," katanya.
Baca juga: Pasutri Dokter Sembuh dari Covid-19, padahal Punya Sakit Jantung, Hipertensi, dan Obesitas
Pria di Trenggalek bernama Agus Syaifu Rochmad (58) tewas setelah terbentur gulungan benang layangan berbahan kayu milik seorang anak SD.
Hal itu ditemukan dari barang bukti gulungan benang layangan di dekat lokasi kejadian serta keterangan para saksi.
Paimo, warga sekitar mengaku sempat melihat seorang bocah menarik senar layangan beberapa saat sebelum kejadian.
"Saya lihat (ada bocah) narik-narik senar layangan. Tapi kemudian saya lari, takut senar layangannya lepas," katanya dikutip dari Tribunnews.com.
Setelah menjauh dari lokasi, sambung Paimo, ia melihat ada keramaian di lokasi penemuan mayat tersebut. "Terus saya balik ke sini lagi untuk melihat apa yang terjadi," kata dia.
Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Tatar Hermawan mengatakan hal serupa.
"Diduga kuat penyebab kematian korban karena benturan gulungan senar. Di situ (gulungan senar layangan) ada potongan rambut," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Irwan Nugraha, Hadi Maulana, Amran Amir, Dewantara | Editor: Aprilia Ika, Candra Setia Budi, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.