Ismet mengalami mata sakit, batuk hingga muntah.
"Pas sadar sudah di dalam masjid," katanya.
Baca juga: Kasus Positif Covid di Jambi Tembus 1.000 dan 21 Orang Meninggal
Saat itu pengelola masjid menyuruh mahasiswa mengunci pintu masuk masjid agar polisi tidak masuk.
Kondisi ini dibenarkan Irman salah seorang aktivis yang membantu evakuasi demonstran.
"Polisi masuk ke dalam Unja dan tembakan gas air mata sampai ke kampung-kampung. Letusan gas air mata itu sampai masuk ke dalam halaman masjid. Pas ketika jemaah yang ada anak-anak warga di sana baru selesai shalat," katanya saat dihubungi via pesan digital.
Para demonstran berada di dalam masjid sekitar 40 menit.
Baca juga: Penyidikan KPK Rampung, 3 Eks Pimpinan DPRD Jambi Segera Disidang
"Jadi pengelola masjid meminta semua mahasiswa yang ada di halaman untuk masuk dan menutup pintu gerbang. Dan pihak pengelola menyuruh mahasiswa yang berada di halaman untuk masuk segera masuk ke dalam masjid," ungkapnya.
Setelah semua mahasiswa masuk ke dalam masjid pintu dikunci.
"Antisipasi kalau aparat masuk," katanya.
Baca juga: Wali Kota Jadi Tersangka karena Arahkan Warga Pilih Paslon Tertentu di Pilkada Jambi
Sementara itu Arby salah satu aktivis mahasiswa dari Universitas Batanghari, Jambi mengatakan telah melakukan konsolidasi dengan kelompok-kelompok demonstra.
Mereka meminta agar polisi membebaskan kawan mereka yang ditahan.
"Kami meminta Polda melepaskan kawan-kawan kami yang ditahan," kata Arby
Ia menilai polisi telah melakukan tindakan respresif terhadap pengunjuk rasa.
Baca juga: Pencurian Tali Pocong di Makam Gemparkan Warga Jambi, Ditemukan Darah Ayam dan Uang Rp 7.000
Sementara itu saat dikonfirmasi melalui telepon Humas Polresta Jambi Ipda Jefri Simamora mengatakan kepolisian meminta maaf atas kejadian tersebut.
Polisi memastikan bahwa tindakan yang diambil polisi setelah massa melakukan tindakan anarkis.
"Kami minta maaf karena situasi dan kondisi. Selain itu ada tindakan anarkis dan motor polisi juga ada yang dibakar," kata Ipda Jefri Simamora.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Aprillia Ika, Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.