Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Perlunya Belanja Online Saat Pandemi

Kompas.com - 21/10/2020, 11:07 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat menjadi salah satu tantangan di masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Untuk memenuhi kebutuhannya, sebagian besar warga harus keluar rumah, berbelanja di pasar tradisional atau pusat perbelanjaan.

Namun, kegiatan ini berpotensi menciptakan kerumunan.

Baca juga: Gerakan Bersepeda Online untuk Bantu Pekerja Seni

Perlu langkah pencegahan. Solusinya dengan membiasakan diri berbelanja secara online atau daring.

Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Medan menggelar diskusi terkait mengubah kebiasaan warga untuk belanja secara online.

Kepala Balitbang Purnama Dewi menjelaskan bahwa hasil kajian pemulihan ekonomi yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, banyak ditemukan masyarakat yang enggan melakukan belanja online.

Maka diperlukan suatu telaah mengenai kekurangan dan kelebihan berbelanja secara virtual.

"Kalau kita belanja online, kita akan menghindari keramaian, serta tetap di rumah saja untuk mengurangi risiko tertular virus," kata Purnama dalam keterangan tertulis, Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Sebelum Belanja Online, Pelajari Dulu Jurus Antikalap Ini supaya Enggak Boros

Selain mengurangi risiko penularan, belanja online juga menjadi upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 di Kota Medan.

Sebab, akan mengurangi kontak langsung dan menghindari bertemu banyak orang.

Belanja online juga meminimalisasi transaksi menggunakan uang tunai.

"Kita tahu, uang merupakan salah satu benda yang dapat menularkan berbagai virus dan bakteri, karena tidak terjamin kebersihannya. Ini menjadi risiko jika kita membawa uang dari tempat perbelanjaan ke dalam rumah," ucap Purnama.

Baca juga: 5 Tips Jaga Keamanan Transaksi Saat Belanja Online

Selain itu, kebiasaan belanja online akan menghidupkan dan mendorong usaha mikro, kecil dan menengah, juga perusahaan rintisan.

Kemudian, menciptakan ekosistem toko online yang lebih bervariasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Isfenti Sadalia mengatakan, kurangnya minat belanja online karena masyarakat masih kurang percaya dengan kualitas produk yang dijual.

Kemudian, pembeli mengeluhkan sulitnya tahapan yang harus dilewati saat berbelanja.

Menurut dia, para pengusaha atau penjual harus memberikan jaminan kualitas produk yang dijual.

Kemudian, memberikan kemudahan proses pembayaran, pemberian promo dan diskon, percepatan waktu pengiriman serta garansi.

"Proses belanja online perlu garansi jika barang rusak atau tidak sampai kepada pembeli," kata Isfenti.

Dia juga memberikan beberapa rekomendasi terkait peningkatan minat masyarakat dalam melakukan belanja online, di antaranya dengan  membentuk kelompok penjual online tematik yang terpercaya di WhatsApp, Instagram dan Facebook yang dibina oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

OPD wajib selalu melakukan pembinaan terhadap pedagang online, seperti pengemasan yang aman, serta peningkatan kualitas produk.

"Terakhir, lakukan sosialisasi penggunaan e-payment secara rutin kepada masyarakat maupun UMKM," kata Isfenti.

Sementara itu, Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Kominfo Kota Medan Laksamana Putra Siregar mengatakan, banyaknya pengguna ponsel dan media sosial sangat berperan besar dalam meningkatkan minat belanja.

Para penjual dan pengusaha harus bisa berimprovisasi dengan memanfaatkan peluang untuk melakukan promosi produk dengan media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com