Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasutri Dokter Sembuh dari Covid-19, padahal Punya Sakit Jantung, Hipertensi, dan Obesitas

Kompas.com - 21/10/2020, 07:15 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Satgas Penanganan Covid-19 Sumatera Utara memaparkan, hingga Senin (19/10/2020), sebanyak 9.723 pasien telah sembuh dari Covid-19.

Dari ribuan pasien yang sembuh itu, dua di antaranya adalah pasangan suami istri, dr Arief Fadhillah dan dr Fauziah. Keduanya sempat diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik selama 15 hari, dimulai dari 13 Agustus. 

Ditemui di rumahnya di daerah Kota Matsum, Kecamatan Medan Kota, pada akhir pekan lalu, Arief berbagi kisah.

Dia mengatakan, sebelum dinyatakan positif Covid-19, tanggal 28 Juli dia merasa demam, tetapi tetap bekerja.

Baca juga: Dokter Siswanto Meninggal karena Covid-19, Sempat Berjuang Selama 5 Hari

 

Dari beberapa kali rapid test, pada hasil foto toraks terdapat gambaran pneumonia bilateral. Kemudian, pada 6 Agustus, dia tes swab yang hasilnya keluar empat hari kemudian, dia dinyatakan positif Covid-19. 

Saat itu, lanjutnya, dia tidak lagi merasa demam.

Sesuai dengan anjuran dari pihak rumah sakit agar dirinya diisolasi, dia pun dijemput ambulans dari RS Malahayati ke rumahnya menuju RSUP Haji Adam Malik pada 13 Agustus, bersama dengan istrinya yang saat itu mengalami gejala batuk dan demam.

"Awalnya saya bilang, saya sudah tidak ada apa-apa. Saya sehat, tapi istri saya yang ada gejala sakit, akhirnya kami dua isolasi di rumah sakit," katanya. 

Baca juga: Cerita Dokter yang Tangani Pasien Covid-19, Rutin Saksikan Kematian hingga Tunggu Giliran Terpapar

Punya riwayat jantung

Arief meyakini bahwa sebelumnya dia sudah pernah terkena Covid-19 sehingga ketika hasil swab-nya keluar dan dinyatakan positif Covid-19 saat itu tidak berakibat fatal.

Padahal, dia memiliki sakit bawaan berupa jantung (sudah dipasang ring), hipertensi, dan obesitas.

"Saya kerja di rumah sakit, pakai alat pelindung diri (APD) tetap, APD-nya sederhana, tetap terpapar sedikit-sedikit sehingga kenal tubuh ini. Jadi imun bisa ngelawan saat virus masuk," katanya. 

Menurut dia, virus ini tidak boleh disikapi dengan ketakutan dan rasa khawatir secara berlebihan. Sebab, ketakutan atau kekhawatiran berlebihan bisa berakibat pada menurunnya imunitas.

Jika khawatir berlebihan pada Covid-19, harus melihat penyakit lainnya, seperti TBC, serangan jantung, rokok, seringnya minum alkohol, dan lainnya, karena angka kematian yang diakibatkan juga tidak sedikit. 

Baca juga: Dalam Waktu Singkat, Uang Rp 400 Juta di Rekening Dokter Dibobol, Tersisa Rp 500.000

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com