KOMPAS.com- Di Tasikmalaya, Jawa Barat, kembar Trena dan Treni yang terpisah selama 20 tahun akhirnya dipertemukan melalui dunia maya.
Rupanya, orangtua keduanya sempat mendapatkan pesan dari seseorang bahwa anak kembarnya akan meninggal jika disatukan.
Berita lain, seorang pria kedapatan menanam ganja di rumahnya sejak puluhan tahun lalu.
Ganja-ganja tersebut ditempatkan pada polybag.
Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:
Baca juga: Nenek Roslina Marahi Aparat Saat Demo: Tak Salah Apa-apa Kena Gas Air Mata, Aku Tuntut Kalian Polisi
Mereka rupanya terpisah sejak berusia dua tahun saat terjadi kerusuhan di Maluku.
Trena tinggal bersama orangtua kandungnya di Tasikmalaya. Sedangkan Treni dirawat orang yang mengasuhnya dan dibawa ke Jawa Timur.
Di balik kisah kembar Trena Treni, rupanya orangtua sempat meyakini keduanya bisa meninggal jika disatukan.
Ayah Trena dan Treni, Enceng Dedi (59) mengatakan, dirinya sempat mendapatkan saran dari orang yang dituakan ketika mereka masih tinggal di Maluku.
"Jadi saran dari seseorang yang dianggap tua saat di Maluku, kalau Trena dan Treni disatukan, khawatir akan meninggal," kata Enceng.
"Soalnya, kakak istri saya punya riwayat melahirkan anak kembar dan meninggal. Karena takut, kami pun menitipkan anak kembar saat usia dua bulan," kata dia.
Namun saat kerusuhan Maluku terjadi, orangtua hanya bisa menjemput Trena.
Mereka hilang kontak dengan Treni dan orang yang mengasuhnya.
Sampai akhirnya kedua saudara kembar itu terpisah selama 20 tahun.
"Saat pulang kampung ke Tasikmalaya, justru Treni dan Bu Rini yang kehilangan kontak. Sementara Trena di garut bisa dijemput lagi karena lokasinya dekat dengan Tasikmalaya," kata dia.