KOMPAS.com - Jelang musim penghujan, Bupati Madiun Ahmad Dawami bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait menyusuri sungai yang biasanya menjadi langganan banjir, Selasa (20/10/2020).
Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing ini menyusuri jalur sungai dimulai dari Desa Tempursari, Sendangrejo, Dimong, Kebonagung, Glonggong, dan berakhir di pintu 12 Balerejo dengan mengendarai motor trail.
Baca juga: Kronologi Kontak Senjata TNI dan KKB yang Akibatkan 3 Prajurit Terluka
Selama perjalanan, Kaji Mbing menemukan berbagai jenis sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke sungai.
Dari sekian jenis sampah itu, sampah yang paling banyak adalah popok bayi.
Dia menyebut mitos bayi suleten atau mengalami infeksi kulit (impetigo) menjadi alasan masih banyak warga yang membuang popok bayi ke sungai.
"Karena masih banyak masyarakat yang percaya dengan mitos. Mereka takut bayi mereka suleten (impetigo) bila popok bayi bekas itu dibakar," kata Kaji Mbing, dikutip dari Tribunjatim, Selasa.
Baca juga: Bermodal Rp 25.000, Dedek Kini Miliki Kebun Anggrek Ribuan Meter hingga Dikenal di Jepang
Kaji Mbing rencananya akan membuat regulasi untuk mendisiplinkan masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya.
Penanganan sampah harus dilakukan bersama-sama dengan pemerintah desa dan daerah.
"Kami akan mengkaji terkait TPS yang ada di desa itu kewenangan desa atau pemerintah daerah, khusunya TPS di tempat-tempat umum, dan yang terpenting masyarakatnya harus disiplin," jelasnya.