“Tapi bapak raja mengaku pengukuhan tetap harus dilakukan karena sudah memenuhi persyaratan adat,” ujar dia.
Pagi harinya saat pengukuhan akan dilakukan, raja Meumfit kemudian meminta bantuan pengamanan dari polisi.
Namun, saat datang ke lokasi kejadian ternyata di sana sudah berkumpul keluarga yang mendukung maupun yang menolak pengukuhan.
Saat itu, kata Stanislaus, pihaknya langsung melakukan mediasi kepada kedua kelompok di rumah raja.
Baca juga: Bentrok Demo UU Cipta Kerja di Universitas Pattimura Ambon, 3 Mahasiswa Ditangkap
“Jadi sementara mediasi tiba-tiba yang menolak ini melakukan pelemparan dari luar, mereka lempar dengan botol kena kaca jendela rumah raja dan pecah. Itu awal dari keributan akhirnya di luar jadi heboh lalu saling lempar batu,” ungkap dia.
Akibat kejadian itu, sejumlah warga dari kedua kelompok mengalami luka-luka.
Adapun keluarga yang mendukung pengukuhan melaporkan kejadian itu ke Polsek sementara keluarga yang menolak melaporkan kejadian itu ke Polres Maluku Tenggara.
“Ada beberapa warga yang terluka dari kedua kelompok dan saat ini sedang kami tangani dan untuk saat ini situasi sangat kondusif karena yang menolak itu sudah kembali ke Tual,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.