Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Risma, Para Pelajar yang Terlibat Aksi Demo Menangis dan Minta Maaf ke Orangtua

Kompas.com - 20/10/2020, 10:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 58 pelajar yang terlibat aksi demontstrasi menolak Omnisbus Lau UU Cipta Kerja bersimpuh dan meminta maaf ke orangtua masing-masing pada Senin (19/10/2020).

Saat meminta maaf dan bersujud, para pelajar terlihat menangis. Para orang tua juga tak kuat menahan tangis saat mendengar permintaan maaf anak-anak mereka.

Peristiwa haru tersebut terjadi di SMP 1 Surabaya saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pengarahan kepada para pelajar yang ikut aksi demo beberapa waktu lalu.

Baca juga: Risma: Seandainya Babak Belur dan Masuk Rumah Sakit, Itu Balasan Kalian ke Orangtua?

"Di luaran sana ada anak-anak yang bahkan tidak tahu orangtuanya siapa. Termasuk saya membina anak-anak di Kampung Anak Negeri yang mereka itu ada yang tidak tahu orang tuanya siapa. Kalian kurang bersyukur anak-anakku," kata Risma di hadapan para pelajar, Senin.

Ia mengaku kecewa kepada para pelajar yang lebih percaya kepada orang lain yang mungkin tidak dikenal.

"Inikah yang kalian berikan kepada orangtua kalian anak-anakku? Seandainya kalian babak belur dan terluka dan kemudian dirawat di rumah sakit, itukah balasan kalian kepada orangtua kalian? Kasihan orangtua kalian," kata Risma.

Baca juga: Kajian Sekolah Tatap Muka Rampung, Risma: Jika Kondisinya Bagus, Kita Akan Lakukan

Risma juga menyampaikan protes kepada siapa pun yang telah melibatkan anak-anak saat demo anarkis.

"Saya protes keras karena melibatkan anak-anak dalam kejadian kemarin. Karena mereka belum mengerti apa-apa. Melibatkan mereka sama juga dengan mengeksploitasi anak," terang Risma.

Di pertemuan tersebut Risma juga meminta agar para pelajar tidak mengkhianati orangtua mereka yang sudah memberikan ponsel dan pulsa agar anak-anaknya bisa belajar saat pandemi.

Setelah itu, Risma menunjukkan beberapa foto anak Surabaya yang saat ini telah berhasil walaupun berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Baca juga: Risma Pimpin Razia Protokol Kesehatan, Masih Banyak Warga yang Melanggar

Minta tak libatkan anak saat demo

Sejumlah buruh berunjuk rasa di depan gedung DPRD Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/8/2020). Massa buruh menyerukan Tolak Omnibus Law.ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO Sejumlah buruh berunjuk rasa di depan gedung DPRD Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/8/2020). Massa buruh menyerukan Tolak Omnibus Law.
Sementara itu Komunitas Jogo Suroboyo Kusnan menyampaikan sikap terkait rencana demonstrasi yang akan dilakukan Selasa (20/10/2020).

Kusnan meminta agar para aktivis buruh dan mahasiswa yang akan mengikuti aksi menolak Omnibus Law melibatkan anak-anak di bawah umur yang belum paham tentang aksi tersebut.

"Kami juga meminta untuk tetap menjaga kondusifitas Kota Surabaya dengan tidak merusak fasilitas milik publik," ujar dia.

Dia juga meminta untuk saling mengawasi agar tidak terjadi provokasi.

Baca juga: Kontras Ungkap 7 Bentuk Kekerasan Polisi di Demo UU Cipta Kerja di Surabaya

Oleh karena itu, ia memastikan siap mengadang apabila ada yang merusak fasilitas umum di Surabaya.

"Jika membuat kekacauan di Surabaya, apalagi merusak fasilitas umum, kami siap menghadang, karena kota ini dibangun dengan susah payah," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com