Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhati Mulia, Kakek di Semarang Makamkan Ratusan Jenazah Covid-19 Tanpa Digaji

Kompas.com - 19/10/2020, 14:32 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang kakek berhati mulia mengabdikan diri sebagai relawan pemakaman jenazah Covid-19 di Kota Semarang.

Memasuki usia senja, semangatnya untuk membantu proses pemakaman jenazah tak pernah surut.

Juri merupakan salah satu relawan tertua dalam tim pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Jatisari, Mijen, Kota Semarang.

Sejak pandemi mewabah, dia telah membantu proses pemakaman sebanyak ratusan jenazah pasien Covid-19.

"Dari awal pandemi Covid-19 saya sudah membantu memakamkan sekitar 250-an jenazah," jelasnya.

Baca juga: Sedih, Pekerja Sosial Ini Makamkan Jasad Tanpa Identitas,Ternyata Anak Kandungnya Sendiri

Di waktu senggang, kakek berusia 73 tahun ini lebih banyak menghabiskan waktu bersama cucunya.

Dia tinggal di rumah sederhana di daerah Sumber Mulyo, Kelurahan Jatisari, Kota Semarang.

Begitu tugas memanggil, pria yang berstatus sebagai tenaga harian lepas ini siap siaga langsung meluncur ke tempat pemakaman.

Juri bersama tiga petugas lainnya menjalankan tugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 dengan protokol kesehatan.

"Di antara empat orang cuma saya yang relawan. Yang lain mendapat gaji. Karena waktu itu kekurangan tim cuma 3 orang jadi saya niatnya membantu," katanya.

Meski usianya tergolong rentan dan penuh resiko tertular, namun dia mengaku tak pernah merasa khawatir.

Dia melakukan pekerjaan tersebut dengan hati ikhlas walaupun tidak mendapatkan upah tetap.

"Enggak merasa takut, soalnya sudah biasa. Jadi saya ikhlas saja. Tidak ada gaji dari manapun," ungkapnya.

Baca juga: Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 Tingkat Desa Bermunculan di Kulon Progo

Selama ini, dia hanya mengandalkan pemberian sukarela dari pihak keluarga almarhum yang jenazahnya dimakamkan.

"Terkadang ada sukarela dari keluarga almarhum. Ada yang kasih kadang Rp 100.000- Rp 200.000 dibagi 4 orang," ucapnya.

Pekerjaan dijalaninya tanpa mengenal waktu, proses pemakaman kerapkali dikerjakan saat dini hari hingga menjelang subuh.

"Kalau sekarang sehari saya makamkan 4 jenazah. Kalau awal-awal bisa sampai 8-9 jenazah. Bisa seharian sampai pagi," ujarnya.

Kendati beban pekerjaan begitu berat, tapi baginya menjadi relawan pemakaman Covid-19 adalah sebuah panggilan jiwa.

Dia mengaku keluarga juga mendukung pekerjaan yang dilakoninya.

"Keluarga mendukung, karena saya memang sudah biasa membantu memakamkan jenazah. Saya jalani sukarela saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com