Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu-ibu Bertahan Hidup Saat Pandemi, Bergantung pada Pembibitan Sawit

Kompas.com - 19/10/2020, 12:24 WIB
Idon Tanjung,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Heddina (52) adalah salah satu ibu rumah tangga yang berupaya keras untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, warga Kecamatan Bukit Kapur, Kota Dumai, Provinsi Riau, ini bekerja di sentral pembibitan sawit unggul kerja sama operasional (KSO) antara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V dengan penyedia benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Sumatera Utara.

Wajah perempuan paruh baya itu begitu segar meski hitam rambutnya mulai memudar.

Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 18 Oktober 2020

Semangatnya berkobar kala berbicara mengenai lika-liku kehidupan.

Suara sumbang tak pernah ia hiraukan, karena yang terpenting baginya adalah masa depan tiga orang anaknya.

Lantang bicaranya selaras dengan tangannya yang bergerak cepat di atas hamparan polibag berisi bibit sawit unggul.

Dengan cekatan, ia membersihkan, memindahkan, dan menyiram barisan rapi bibit sawit unggul bersama 51 orang pekerja lainnya.

Bagi Heddina, keberadaan sentral pembibitan itu adalah sebuah anugerah.

Sebab, sang suami tercinta sudah tiada sejak 3 tahun lalu.

Sentral pembibitan sawit itu menjadi sebuah berkah, kala dia harus menjadi penopang keluarga untuk ketiga anaknya yang kini tengah mencari pekerjaan usai tamat sekolah.

"Ya, saya sangat bersyukur bisa bekerja di sentral pembibitan sawit unggul ini. Bisa membantu ekonomi keluarga saya. Sekarang saya ibu tunggal, setelah suami meninggal dunia 3 tahun lalu," ucap Heddina saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (17/10/2020).

Baca juga: Kisah-kisah Mereka yang Berhasil Bangkit di Tengah Pandemi, Ternak Cacing hingga Jual Ikan Cupang

Ia menceritakan bahwa sebelumnya pekerjaannya selalu tak menentu.

Tak jarang dia harus menepis rasa malu untuk meminta pekerjaan kepada tetangganya.

Hasil yang didapatnya juga pas-pasan.

Namun, semuanya menjadi lebih baik ketika Heddina dipercaya bekerja di sentral pembibitan sawit unggul PTPN V.

 

Lokasi kerja juga tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Sejak bekerja pada Maret 2020 lalu, Heddina mengaku mendapat upah yang lebih baik setiap bulannya.

"Kalau upah Rp 2 juta lebih sebulan. Saya merasa sudah sangat membantu ekonomi keluarga saya," tutur Heddina.

Selain Heddina, Lasti (39) juga bergantung hidup dari bekerja di sentral pembibitan sawit unggul PTPN V.

Apalagi, Lasti saat ini memiliki enam orang anak.

Semuanya tengah duduk di bangku pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).

Namum, ia sedikit beruntung dibandingkan Heddina. Suaminya masih sehat dan bekerja sebagai sopir.

"Sejak adanya virus corona, pendapatan suami sedikit goyah. Apalagi, saya waktu itu belum ada kerjaan. Tapi sekarang saya bersyukur sekali bisa bekerja di sentral pembibitan sawit unggul ini. Biaya pendidikan anak-anak sangat terbantu dengan saya bekerja," ucap Lasti kepada Kompas.com, Sabtu.

Lasti, Heddina dan bersama buruh harian lainnya setiap bulan mendapat bayaran lebih dari Rp 2 juta.

Bagi mereka, pekerjaan itu terasa ringan, karena tidak memakan banyak waktu, serta dekat dengan lokasi tempat tinggalnya.

"Yang bekerja di sini bertetangga semua. Kami bekerja sambil silaturahim. Intinya sangat bersyukur dengan kondisi yang sulit di tengah pandemi Covid-19 ini," sebut Lasti.

 

Lapangan kerja baru

PTPN V telah membuka lapangan pekerjaan baru untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Lapangan kerja ini melalui program pengembangan diversifikasi unit bisnis pembudidayaan sentra pembibitan sawit unggul di Provinsi Riau.

Adapun, kapasitas produksi mencapai 1,5 juta bibit.

Sedikitnya ada tujuh sentra pembibitan sawit seluas 160 hektar yang saat ini dikelola perusahaan perkebunan negara tersebut.

Salah satunya berada di Kecamatan Bukit Kapur, Kota Dumai.

Saat ini, perkebunan itu mampu menyerap sedikitnya 52 lapangan pekerjaan dengan memberdayakan ibu-ibu di sekitar areal operasional.

"Alhamdulillah di tengah situasi pandemi ini, PTPN V terus berusaha memberikan kontribusi positif, termasuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui kegiatan bisnis kita pembudidayaan bibit sawit unggul di Kota Dumai," ucap CEO PTPN V Jatmiko K Santosa.

Menurut dia, bibit sawit unggul tersebut juga disediakan tidak hanya terbatas untuk kebun sendiri dan kebun plasma.

Namun juga bagi para petani sawit swadaya. Bahkan, petani yang membeli bibit secara satuan tetap dilayani.

"Harapannya, walau di tengah pandemi, perusahaan dapat terus produktif. Dengan masyarakat sekitar juga dapat terus bekerja dan memperoleh pendapatan. Untuk itu, saya minta pekerja agar terus menjaga protokol kesehatan dengan disiplin untuk mencegah Covid-19," kata Jatmiko.

Menurut dia, sentral pembibitan sawit ini juga mendorong percepatan peremajaan sawit rakyat (PSR) demi mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com