Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu-ibu Bertahan Hidup Saat Pandemi, Bergantung pada Pembibitan Sawit

Kompas.com - 19/10/2020, 12:24 WIB
Idon Tanjung,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Lokasi kerja juga tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Sejak bekerja pada Maret 2020 lalu, Heddina mengaku mendapat upah yang lebih baik setiap bulannya.

"Kalau upah Rp 2 juta lebih sebulan. Saya merasa sudah sangat membantu ekonomi keluarga saya," tutur Heddina.

Selain Heddina, Lasti (39) juga bergantung hidup dari bekerja di sentral pembibitan sawit unggul PTPN V.

Apalagi, Lasti saat ini memiliki enam orang anak.

Semuanya tengah duduk di bangku pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).

Namum, ia sedikit beruntung dibandingkan Heddina. Suaminya masih sehat dan bekerja sebagai sopir.

"Sejak adanya virus corona, pendapatan suami sedikit goyah. Apalagi, saya waktu itu belum ada kerjaan. Tapi sekarang saya bersyukur sekali bisa bekerja di sentral pembibitan sawit unggul ini. Biaya pendidikan anak-anak sangat terbantu dengan saya bekerja," ucap Lasti kepada Kompas.com, Sabtu.

Lasti, Heddina dan bersama buruh harian lainnya setiap bulan mendapat bayaran lebih dari Rp 2 juta.

Bagi mereka, pekerjaan itu terasa ringan, karena tidak memakan banyak waktu, serta dekat dengan lokasi tempat tinggalnya.

"Yang bekerja di sini bertetangga semua. Kami bekerja sambil silaturahim. Intinya sangat bersyukur dengan kondisi yang sulit di tengah pandemi Covid-19 ini," sebut Lasti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com