Karena kondisi yang sulit, warga kini mengoptimalkan hasil alam di wilayah mereka.
"Kami ini orang desa, sesulit apa pun masih bisa survive. Tak akan kekurangan kalau urusan makan, sawah kami masih luas. Kebun kami masih menghasilkan tanaman dan umbi-umbian. Jadi dari sisi kebutuhan hidup, alam menyediakan untuk kami. Keadaan sulit sudah biasa kami jalani," jelas Gat.
"Kami sudah terisolasi dari dulu, sudah biasa hidup susah. Kami survive sudah turun temurun. Persawahan kami menunjang pangan, sungai menyediakan protein dengan banyaknya ikan. Alam Krayan subur," sambungnya.
Untuk memasak, warga juga beralih dari gas menjadi kayu bakar.
"Kan semua dari Malaysia, mereka tutup ya pakai kayu semua sekarang. Pesawat tidak mengangkut gas, bahkan seandainya mengangkut LPG, harganya bisa Rp 700.000 untuk yang tabung 12 kilogram, mana lah masyarakat mau," jelas Gat.
Hingga saat ini tidak ada warga yang terpapar Covid-19 karena daerah yang terisolasi.
Memang sempat ada warga yang terindikasi terpapar, namun telah sembuh.
"Sempat ada masyarakat Krayan terindikasi Covid-19, tapi cepat sembuh. Mungkin karena warga Krayan terbiasa hidup di hutan, bertani dan berladang, sehingga imun mereka bisa melawan corona. Puji Tuhan tidak ada kasus corona di Krayan saat ini," papar Gat.
Sementara, juru bicara Satgas Percepatan Penangan Covid-19 Kabupaten Nunukan Aris Suyono juga membenarkan pernyataan Gat.
"Tidak ada suspect atau kasus terkonfirmasi di wilayah Krayan saat ini," ujar Aris.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.