Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerit Warga Perbatasan, Hidup Makin Sulit Sejak Malaysia Lockdown

Kompas.com - 18/10/2020, 08:00 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Minta Pemerintah Bangun Jalan

Kendati demikian, Gat meminta pemerintah tetap membangun infrastruktur di Krayan. Setidaknya untuk menghubungkan Desa Bungayan dan Desa Wa Yagung dengan daerah sekitar.

Menurut Gat, untuk berpindah antara dua desa itu butuh waktu hingga delapan jam.

Medan yang dilalui pun tidak mudah, harus menembus hutan belantara. Tidak jarang orang yang coba masuk ke dua desa tersebut menemui lintah sebesar jempol orang dewasa.

"Tolong perhatikan dua desa itu, sampai hari ini mereka belum menikmati apa yang sudah bisa dinikmati saudara mereka di wilayah Krayan lain. Keduanya belum terkoneksi dengan kecamatan dan belum ada akses jalan," pinta Gat.

Baca juga: Malaysia 2 Kali Langgar Batas Wilayah di Nunukan, KSAL Kirim Nota Protes

Bebas Covid-19 karena Terisolasi

Meski hidup semakin sulit saat wabah virus corona merebak, Gat tetap bersyukur dengan keadaan daerah tinggalnya yang terisolasi.

Bukan tanpa alasan, keadaan itu membuat Dataran Tinggi Krayan bebas dari orang terjangkit Covid-19.

Saat virus itu mulai mewabah, Gat bercerita, kekhawatiran juga sempat muncul. Warga daerah perbatasan itu sampai membuat pos pantau di tiap jalur masuk desa.

Setiap pendatang juga diawasi secara ketat agar tidak membawa penyakit.

"Sempat ada masyarakat Krayan terindikasi Covid-19, tapi cepat sembuh. Mungkin karena warga Krayan terbiasa hidup di hutan, bertani dan berladang, sehingga imun mereka bisa melawan corona. Puji Tuhan tidak ada kasus corona di Krayan saat ini," papar Gat.

Baca juga: Patok Batas Negara Diukur Ulang, Puluhan Hektar Lahan di Sebatik Jadi Wilayah Malaysia

Pernyataan Gat dibenarkan juru bicara Satgas Percepatan Penangan Covid-19 Kabupaten Nunukan Aris Suyono.

"Tidak ada suspect atau kasus terkonfirmasi di wilayah Krayan saat ini," ujar Aris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com