Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajinan Rotan Sintetis Warga Binaan Lapas Jadi Buruan Hotel dan Kantor di Masa Pandemi

Kompas.com - 16/10/2020, 19:28 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kerajinan rotan sintetis berupa kursi dan meja produksi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya, banyak dipesan oleh hotel dan perkantoran saat masa pandemi corona sekarang ini.

Hasil produk manufaktur ini sengaja dikerjakan di dalam Lapas untuk memberdayakan keterampilan para narapidana yang memiliki keahlian khusus.

"Bagi warga binaan yang memiliki keterampilan khusus kita salurkan ke produksi manufaktur rotan sintetis. Meski berjalan baru sebulan ini di masa pandemi, banyak hotel dan perkantoran yang sudah membeli hasil produk mereka," jelas Kepala Subsi Kegiatan Kerja Lapas II B Tasikmalaya, Arief Setiyo Budiarto, kepada wartawan di kantornya, Jumat (16/10/2020).

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Istri Pasien Covid-19 Jadi Tersangka | Sukses Ternak Cacing di Tengah Pandemi

Menurut Arief, hasil penjualan produk warga binaan ini diperuntukkan bagi mereka untuk bekal tambahan selama menjalani masa tahanannya.

Kursi dan meja rotan sintetis warga binaan ini pun mampu dikerjakan selama dua pekan sesuai pesanan para konsumen.

"Harganya bervariasi mulai Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per set kursi dan dalam sebulan ini mereka sudah menyelesaikan dua pesanan. Selain pesananan dari hotel, ada juga dari perkantoran dan perseorangan yang ingin membeli produk manufaktur warga binaan ini," tambah Arief.

Selama ini, permodalan yang didapatkan untuk memenuhi pesanan manufaktur didapatkan dari pihak ketiga.

Baca juga: Cerita GH Universal Hotel Pertahankan Semua Pegawai di Masa Pandemi, Sempat Tutup 50 Hari hingga Jualan Ketupat

Jadi, para warga binaan merupakan pekerja yang bahan-bahannya telah disediakan sebelumnya di dalam Lapas.

Selain manufaktur, ternyata banyak keterampilan yang dimiliki para warga binaan di bidang lainnya.

"Banyak warga binaan yang ternyata memiliki keterampilan khusus, seperti pembuatan sandal dan industri kreatif lainnya selain produksi manufaktur. Mereka juga telah menghasilkan beberapa produk inovatif lainnya seperti berbahan kayu dan bambu juga," ujar dia.

Baca juga: Terkena Imbas WFH Masa Pandemi, Ini Strategi Tiket.com Bertahan Tak PHK Karyawan

 

Harga di bawah pasaran

Warga binaan Lapas Kelas II B Tasikmalaya, mengerjakan pesanan kursi dan meja rotan sintetis dalam rangka memperdayakan keterampilan yang dimiliki mereka di masa pandemi corona, Jumat (16/10/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Warga binaan Lapas Kelas II B Tasikmalaya, mengerjakan pesanan kursi dan meja rotan sintetis dalam rangka memperdayakan keterampilan yang dimiliki mereka di masa pandemi corona, Jumat (16/10/2020).
Produk warga binaan di Lapasanya, lanjut Arief, harganya selama ini ditawarkan di bawah harga pasaran.

Sehingga, peminat yang memesan produk kreatif Lapas Tasikmalaya masih banyak dan sebagian besar masih di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.

"Jelas, harga hasil produk mereka di bawah pasaran, jadi para pemesan pun masih ada dan sedang dikerjakan oleh mereka di sini," kata dia.

Dengan kegiatan seperti ini diharapkan saat mereka keluar di Lapas akan memiliki penghasilan sendiri.

Bahkan, tak menutup kemungkinan mereka pun akan mampu membuka lapangan kerja bagi warga lainnya di sekitar tempat tinggalnya nanti.

"Kami berharap dengan penyaluran bakat dan keterampilan mereka di dalam Lapas, akan memberikan penghasilan saat mereka menyelesaikan masa tahanan nantinya," pungkasnya. 

Baca juga: Siapa Sangka Bertanam Sayur Mampu Menyelamatkan Pengusaha Hotel di Tengah Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com