TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kerajinan rotan sintetis berupa kursi dan meja produksi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya, banyak dipesan oleh hotel dan perkantoran saat masa pandemi corona sekarang ini.
Hasil produk manufaktur ini sengaja dikerjakan di dalam Lapas untuk memberdayakan keterampilan para narapidana yang memiliki keahlian khusus.
"Bagi warga binaan yang memiliki keterampilan khusus kita salurkan ke produksi manufaktur rotan sintetis. Meski berjalan baru sebulan ini di masa pandemi, banyak hotel dan perkantoran yang sudah membeli hasil produk mereka," jelas Kepala Subsi Kegiatan Kerja Lapas II B Tasikmalaya, Arief Setiyo Budiarto, kepada wartawan di kantornya, Jumat (16/10/2020).
Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Istri Pasien Covid-19 Jadi Tersangka | Sukses Ternak Cacing di Tengah Pandemi
Menurut Arief, hasil penjualan produk warga binaan ini diperuntukkan bagi mereka untuk bekal tambahan selama menjalani masa tahanannya.
Kursi dan meja rotan sintetis warga binaan ini pun mampu dikerjakan selama dua pekan sesuai pesanan para konsumen.
"Harganya bervariasi mulai Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per set kursi dan dalam sebulan ini mereka sudah menyelesaikan dua pesanan. Selain pesananan dari hotel, ada juga dari perkantoran dan perseorangan yang ingin membeli produk manufaktur warga binaan ini," tambah Arief.
Selama ini, permodalan yang didapatkan untuk memenuhi pesanan manufaktur didapatkan dari pihak ketiga.
Jadi, para warga binaan merupakan pekerja yang bahan-bahannya telah disediakan sebelumnya di dalam Lapas.
Selain manufaktur, ternyata banyak keterampilan yang dimiliki para warga binaan di bidang lainnya.
"Banyak warga binaan yang ternyata memiliki keterampilan khusus, seperti pembuatan sandal dan industri kreatif lainnya selain produksi manufaktur. Mereka juga telah menghasilkan beberapa produk inovatif lainnya seperti berbahan kayu dan bambu juga," ujar dia.
Baca juga: Terkena Imbas WFH Masa Pandemi, Ini Strategi Tiket.com Bertahan Tak PHK Karyawan