Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sarjana Elektro Berbisnis Tas Anyaman, Pilih Keluar dari Pekerjaan, Raup Belasan Juta Rupiah Per Bulan

Kompas.com - 16/10/2020, 14:48 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

Berdayakan ratusan IRT

Bersama istrinya yang bernama Nurul, Budi membangun bisis tas anyaman.

Di masa pandemi, Budi bisa memberdayakan sekitar 200 ibu rumah tangga di sekitar wilayahnya.

Mereka membuat tas anyaman dari rumah masing-masing dan mendapatkan upah untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kami memberdayakan lingkungan. Kami potong bahan, kemudian orang bawa pulang. Dengan demikian ibu-ibu sambil ngurus keluarga punya sambilan dan pemasukan,” kata Budi.

“Di era pandemi, banyak ibu rumah tangga di desa tertolong dengan membuat tas anyaman plastik. Meski di rumah mereka tetap mendapatkan penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan makan dan minum,” lanjut dia.

Baca juga: Cerita Bripka Heidi Sukses Jadi Peternak Lele, Terinspirasi Tekuni Bisnis Setelah Tilang Seorang Pengendara

Diekspor hingga dipakai pejabat

Ilustrasi ekspor dan impor.SHUTTERSTOCK Ilustrasi ekspor dan impor.
Budi terus berinovasi agar tas produksinya menarik hati pembeli.

Ia rutin mencari berbagai referensi dari majalah maupun internet sehingga menghasilkan motif yang unik.

Budi juga kerap mengangkat gaya-gaya etnik daerah tertentu.

Popularitas tas anyaman semakin membumbung setelah salah satu brand ternama mengeluarkan model anyaman.

“Tas anyaman plastik mulai trending setelah tas merk Hermes mengeluarkan model tas anyaman plastik. Kemudian model tas seperti itu banyak diburu warga mulai dari Makassar hingga Bali,” kata Budi.

Produk tas anyaman Budi bahkan telah digunakan sejumlah pejabat, salah satunya Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya.

Tas yang dihargai Rp 4.000 hingga Rp 100.000 itu juga telah menjajaki pasar luar negeri.

“Untuk ekspor sudah sampai ke Jepang, Korea, Eropa, Amerika, Belanda, dan Malaysia. Ke Belanda kami pernah mengirim 18.000 tas anyaman plastik,” kata Budi.

Selama bisnisnya, Budi mencatat tak kurang 1.000 tas laku terjual dalam satu bulan.

Ia mengaku omzet penjualan tasnya mencapai belasan juta per bulan, jauh bila dibandingkan gajinya saat menjadi seorang karyawan.

Sumber: Kompas.com Penulis : Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi | Editor : David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com