Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Bio Farma Ditunjuk CEPI untuk Produksi Vaksin Covid-19

Kompas.com - 16/10/2020, 08:40 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Bio Farma terpilih sebagai salah satu perusahaan farmasi yang ditunjuk untuk memproduksi vaksin Covid-19.

Bio Farma ditunjuk oleh Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi atau CEPI.

Hal tersebut merupakan kelanjutan dari hasil due diligence atau audit kesiapan perusahaan pada 15 September 2020.

"Due diligence tersebut memberikan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium, dan sistem teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan tertulis, Jumat (16/10/2020).

Baca juga: Eijkman Prediksi Uji Praklinis Vaksin Merah Putih Dilakukan pada November

CEPI merupakan koalisi pemerintah, pihak swasta, dan filantropis yang berpusat di Norwegia.

Koalisi ini memiliki tujuan untuk mengatasi epidemi dengan cara mempercepat pengembangan vaksinnya.

Honesti mengatakan, fasilitas Bio Farma yang akan digunakan CEPI adalah untuk memproduksi vaksin Covid-19 dengan multiplatform sebanyak 100 juta dosis per tahunnya.

Hal ini akan dimulai pada akhir kuartal keempat 2021 atau kuartal pertama 2022.

Baca juga: Skenario Distribusi hingga Penggunaan Vaksin Covid-19 di Bekasi

Saat ini, menurut Honesti, dunia sedang berusaha menemukan vaksin Covid-19 dengan segala jenis platform.

Namun, ada pengembang vaksin Covid-19 di dunia yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri.

"Sehingga, CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya,” ujar Honesti.

Honesti menambahkan, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI tidak akan memengaruhi kegiatan produksi rutin yang ada di Bio Farma.

Baca juga: Orang Muda yang Sehat Bisa Tidak Dapat Vaksin Corona hingga 2022, Apa Alasannya?


Pihaknya telah memperhitungkan aktivitas produksi Bio Farma. Setelah dihitung, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin Bio Farma.

Ke depan, kolaborasi dengan CEPI tidak sebatas vaksin Covid-19, ada pengembangan vaksin pandemi lainnya melalui berbagai teknologi terkini.

Ia berharap Bio Farma bisa mendapatkan akses terhadap berbagai teknologi pembuatan vaksin, sehingga akan memperkuat kemandirian vaksin secara nasional.

Honesti mengatakan, kepercayaan yang diberikan CEPI tidak lepas dari pengalaman Bio Farma di dunia internasional sejak 1997.

Bio Farma tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin di dunia yang telah mendapatkan prakualifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai syarat telah memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP).

Untuk itu, vaksin Bio Farma sudah digunakan di 150 negara.

Bahkan, Bio Farma telah berhasil mengembangkan vaksin polio terbaru yang didukung research world class, yaitu Novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2).

Bio Farma juga dipercaya mengembangkan teknologi transfer teknologi vaksin untuk kemandirian di negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Bahkan, Bio Farma dijadikan laboratorium rujukan setelah Indonesia ditunjuk sebagai center of excellence vaksin dan bioteknologi di negara-negara OKI.

“Pada 2019 yang lalu, tercatat lebih dari 16 negara anggota OKI yang belajar langsung kepada kami mengenai pendistribusian vaksin, saat Bio Farma menjadi tuan rumah pada acara Workshop Cold Chain Management System (rantai dingin) untuk negara-negara yang tergabung dalam OKI," kata Honesti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com