Karena pandemi, kegiatan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk dan pemantauan jentik oleh para kader tak bisa dilakukan.
"Selama lockdown pandemi Covid-19, sebagian besar kader tidak berani keluar rumah," katanya.
Sementara itu, kegiatan pengasapan (fogging) fokus dilakukan di sejumlah kelurahaan yang ditemukan kasus DBD.
Baca juga: Cerita Warga di Malang, Tumbuhkan Kebiasaan Cuci Tangan untuk Cegah Covid-19
"Kalau pengasapan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya akan tetap berkembang biak. Karena itu PSN harus terus digencarkan," ujarnya.
Usman berharap, setiap rumah memiliki satu juru pemantau jentik (jumantik) untuk menekan kasus DBD di Kota Mataram.
"Peran serta jumantik dalam keluarga menggerakkan anggota keluarganya melakukan upaya pembersihan dan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat penting dalam upaya menekan kasus DBD di kota ini," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.