Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Keluarga Ambil Paksa Jenazah Diduga Covid-19 dari RS Awal Bros Makassar

Kompas.com - 15/10/2020, 14:06 WIB
Himawan,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Peristiwa pengambilan paksa jenazah pasien diduga positif Covid-19 di Rumah Sakit Awal Bros Makassar, Rabu (14/10/2020) malam, menghebohkan warga sekitar.

Wawan, anak kandung pasien menceritakan keluarga besarnya menolah jenazah ayahnya dimakamkan secara protokol Covid-19.

Padahal, kata dia, hasil swab belum keluar.

"Terus yang bikin ganjil dia (dokter) bilang ini yang mengkafani dari pihak keluarga saja. Pas keluarga datang mau lihat bapak, cek kamar satu per satu pintunya ditutup dan dikunci," ujar Wawan kepada wartawan, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Video Viral Keluarga Ambil Paksa Jenazah Diduga Covid-19 di Makassar, Polisi Keluarkan Tembakan

Padahal, pihak keluarga siap membeli APD di rumah sakit untuk mengkafani ayahnya.

Namun, setelah satu jam tidak ada kejelasan akhirnya keluarga mengambil jenazah  dari rumah sakit.

Menurut Wawan, keluarga mempersilakan pemandian dan pengkafanan jenazah ayahnya sesuai dengan prosedur Covid-19.

Sementara untuk pemakaman pihak keluarga meminta untuk melakukannya sendiri.

"Dari pihak keluarga merasa keberatan sekali makanya korban tadi dibawa keluar. Ini sebenarnya bikin bingung karena pihak keluarga mau positif atau negatif tetap harus dibawa ke rumah," ujar Wawan.

Saat ini, jenazah pasien diduga Covid-19 tersebut masih berada di ruang jenazah RS Awal Bros Makassar.

Keluarga masih menunggu hasil swab pasien tersebut.

Baca juga: Ambil Paksa Jenazah Pasien Positif Covid-19, 42 Orang Jalani Rapid Test Antigen

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Awal Bros Makassar dr. Merry Monica mengatakan, pihaknya sudah menawarkan keluarga pasien untuk uji PCR, Rabu (14/10/2020) siang, agar hasilnya cepat keluar.

Namun, keluarga menolak karena yakin pasien tidak terpapar Covid-19.

Tak lama kemudian, keluarga akhirnya menerima untuk dilakukan uji swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) pada Rabu sore.

Namun, kata Merry, saat itu reagen dari mobil PCR habis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com