Terdampak pandemi
Sebelum pandemi Covid-19, tiap bulan Djunaidi mampu mengekspor satu kontainer karpet dan taplak meja ke sejumlah negara besar.
Namun, saat ini ia hanya mampu setengahnya saja, karena di beberapa negara masih membatasi ekspor barang dari luar negeri.
"Kalau penurunan order barang sekarang sekitar 40 persen semenjak pandemi, karena permintaan sekarang sepi," kata dia.
Baca juga: Kisah Para Pedagang Kecil Bangkit Melalui Dana Bank Wakaf Mikro Setelah Terpuruk karena Covid-19
Penurunan omzet yang merosot jauh membuat Djunaidi memutar otak agar tetap mempekerjakan 200 orang pegawai yang rata-rata adalah ibu rumah tangga di sekitar pabrik.
Djunaidi pun memangkas jam lembur dan hanya bekerja lima hari dalam sepekan.
Hal itu dilakukan agar ia bisa tetap mempertahankan para pekerjanya tanpa melakukan pemecatan.
"Sekarang pemasukan hanya impasan saja, semua pegawai sudah mengerti kondisi ini," kata Djunaidi.
Saat ini, ia berharap peran dari pemerintah untuk kembali mempromosikan produk yang dihasilkan dari pohon pisang itu, agar pasar penjualan kembali stabil.
"Harapannya sekarang hanya minta bantu promosi di luar, mengenalkan produk Indonesia. Kalau tidak begitu, kita susah jual barang ke luar," kata Djunaidi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.