Satu kilogram cacing lumbricus yang kering dijual dengan harga Rp 500.000.
Bila dalam sekali panen bisa mendapatkan enam kilogram cacing lumbricus kering, maka dalam dua pekan Rian mendapatkan omzet Rp 3 juta, atau Rp 6 juta dalam sebulan.
Untuk perawatan cacing setiap harinya tidaklah sulit. Cukup disiram dengan air dan diberikan ampas tahu.
Cacing yang diternak pun tidak mudah sakit. Adapun cacing juga merupakan hewan yang bisa kawin dan bertelur sendiri.
Untuk menjual hasil panennya, Rian tidak kesulitan. Selain dibeli warga, Rian sudah mendapatkan langganan pemesan dari pabrik besar jamu herbal yang beroperasi di Jawa Tengah.
“Biasanya warga membeli untuk mengobati sakit maag , tipus, hingga melancarkan peredaran darah,” kata Rian.
Ajak warga beternak cacing
Tak ingin maju sendiri, Rian pun mengajak warga di kampung halamannya mengikuti jejaknya agar bisa mendapatkan penghasilan meski di tengah pandemi.
Apalagi saat ini permintaan cacing terus meningkat.
Ia menyarankan bagi warga yang bermodal pas-pasan cukup membeli bibit dan membuat kolamnya saja.
Ketika panen tiba Rian bisa membantu memasarkan ke perusahaan.
Rian berencana menambah enam kolam cacing menyusul makin banyaknya permintaan cacing kering dari perusahaan.
Saat ini kebutuhan pabrik jamu herbal terhadap cacing kering sebanyak tujuh ton. Sementara jumlah yang bisa terpenuhi baru dua ton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.