Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pergoki Istri Bugil, Suami Bacok Tetangga | Keluarga Positif Covid-19 Makan Soto, Penjual Tertular

Kompas.com - 15/10/2020, 06:07 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur seorang pria berinisial AS (32) membacok tetangganya.

Hal itu dilakukan setelah ia melihat istrinya bugil dan tengah bersama dengan korban yang berinisial S (42).

Sedangkan di Solo, Jawa Tengah, penjual soto dinyatakan positif Covid-19.

Ia terpapar dari satu keluarga yang sempat makan di warung tersebut dan ternyata dinyatakan terinfeksi corona.

Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:

Baca juga: Pembeli Soto Ternyata Positif Covid-19, Pedagang Tertular, Konsumen Lain Diminta Melapor

1. Kronologi pria bacok tetangga setelah pergoki istri bugil dengan korban

Ilustrasi selingkuh, mesum.Kompas.com Ilustrasi selingkuh, mesum.
S (42) dibacok oleh tetangganya sendiri hingga mengalami luka serius di bagian kepala dan tangan.

Pelaku yang berinisial AS (32) nekat membacok korban lantaran emosi melihat istrinya bugil bersama korban.

Peristiwa itu terjadi di rumah kontrakan pelaku di Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir, Senin (13/10/2020).

Awalnya, AS yang pulang mencari rumput mendengar suara lelaki di kamarnya.

Ia kaget setelah membuka pintu kamar. AS mendapati istrinya bugil di kamar tersebut dengan korban yang tak lain adalah tetangganya.

"Saya pulang cari rumput kok dengar ada suara laki-laki dari dalam kamar, saya dobrak lihat istri saya dalam keadaan telanjang sama orang lain," kata AS, Selasa (13/10/2020).

Gelap mata, ia pun membacok S di bagian kepalanya.

Akibatnya pelaku dijerat Pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dengan penjara paling lama 5 tahun.

Baca juga: Kronologi Seorang Pria di Jatim Bacok Tetangganya, Berawal Pergoki Istri Bugil di Kamar Bersama Korban

Ilustrasi sotoSHUTTERSTOCK/ASTARIK Ilustrasi soto

2. Makan soto, keluarga ini dinyatakan positif Covid-19, penjual tertular

Seorang penjual soto tertular Covid-19 setelah didatangi satu keluarga yang berkunjung ke warung sotonya.

Peristiwa itu terjadi di sebuah warung soto di Kepatihan Kulon, Solo.

Awalnya, ada satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak hendak melakukan tes swab ke salah satu laboratorium swasta di Solo.

Hal itu dilakukan lantaran sebelumnya hasil rapid test mereka reaktif.

Namun sebelum menuju ke laboratorium, mereka bertiga menyempatkan diri untuk sarapan di sebuah warung soto.

Beberapa hari kemudian, ternyata hasil swab menyatakan keluarga tersebut positif terinfeksi Covid-19.

Setelah dilakukan tracing rupanya penjual soto pun tertular.

"Pemiliknya positif. Hasilnya keluar tanggal 10 Oktober kemarin," tutur Kepala Dinas Kesehatan Siti Wahyuningsih.

Baca juga: Makan Soto Sebelum Jalani Tes Swab, Sekeluarga Dinyatakan Positif Corona, Pedagang Ikut Tertular

3. Gara-gara tarif berhubungan badan, bos kafe celurit pelanggan

Ilustrasi penusukan.SHUTTERSTOCK Ilustrasi penusukan.
Seorang pemilik kafe berinisial IA (34) membunuh salah satu pelanggan IGMS (51).

IA mengayunkan celurit lantaran awalnya terjadi keributan karena tarif berhubungan badan yang ditetapkan oleh karyawan kafenya.

Kapolsek Denpasar Selatan AKP Citra Fatwa Rahmadani mengemukakan, awalnya korban mabuk di warung samping kafe jelita.

Korban lalu masuk ke kafe untuk mengajak salah seorang karyawan kafe berhubungan badan.

Saat menanyakan soal tarif, korban tiba-tiba menodongkan pisau.

"Setelah diberitahukan tarif sebesar Rp 150.000, tiba-tiba korban menodongkan sebilah pisau ke arah wajahnya FM," kata Citra, dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10/2020).

FM pun lari ketakutan dan minta pertolongan.

Keributan terjadi ketika korban keluar dari kafe dan bersenggolan dengan karyawan lainnya.

Korban kemudian menusuk penjaga kafe. Tiba-tiba, pelaku yang merupakan pemilik kafe menghampiri korban dan menebas bagian kepalanya dengan menggunakan celurit.

Korban meninggal dunia setelah sempat dibawa ke RSUP Sanglah.

Baca juga: Kronologi Bos Kafe Bunuh Pelanggan yang Bayar Tarif Berhubungan Badan Pakai Pisau

Masyarakat mendapatkan bantuan 25 bibit pohon hanya dengan membawa e-KTP.KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA Masyarakat mendapatkan bantuan 25 bibit pohon hanya dengan membawa e-KTP.

4. Hanya dengan e-KTP, warga bisa miliki 25 bibit pohon gratis

Sebanyak satu juta bibit tanaman dibagikan secara gratis pada masyarakat.

Caranya cukup mudah, warga hanya perlu menunjukkan e-KTP.

"Titik pembagian 400.000 bibit di Brebes, 400.000 di Jepara dan 200.000 di Kabupaten Semarang," tutur Manajer Persemaian Bibit BPDASHL Pemali-Jratun, Lukman Purwoko.

Salah satu warga, Imam Arifin mengaku bahagia mendapatkan 25 bibit gratis.

"Saya mengambil 20 pohon sengon dan lima tanaman buah. Ada apukat, durian, rambutan dan jambu," kata dia.

Bibit tersebut akan ditanam dan diberdayakan di kebunnya.

"Saya baru pertama mengambil pohon di sini, bagus untuk petani karena bisa membantu. Apalagi pohon yang dibagikan bernilai ekonomis sehingga nanti bisa dijual saat panen," kata Imam.

Baca juga: Bermodal E-KTP, Warga Bisa Dapat 25 Bibit Pohon Gratis

5. Tak percaya Covid-19 dua pasien corona pulang dan meninggal

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)
Dua pasien corona di Brebes, Jawa Tengah memaksa pulang dari rumah sakit. Penyebabnya, mereka tak percaya hasil tes yang menyatakan positif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Sartono mengemukakan, awalnya ada dua orang pasien yakni L warga Desa Kemurang Kecamatan Tanjung dan M warga Kecamatan Ketanggungan, Brebes yang dirawat di rumah sakit.

Pasien berninisial L mengalami sesak napas dan batuk hingga harus dirawat di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Sedangkan M mengalami demam tinggi, batuk dan flu. M sempat dirawat di RS Bhaksi Asih Brebes.

Hasil uji swab keduanya dinyatakan positif Covid-19.

Meski telah dinyatakan terinfeksi, kedua pasien tidak percaya.

"Alasan kondisi badan membaik, keluarga tidak percaya dan memaksa pulang. Padahal masih perlu perawatan medis. Kalau merasa lebih baik itu karena faktor masuknya oksigen saat di rumah sakit," ujar Sartono.

Mereka pun nekat pulang dan beberapa waktu kemudian meninggal dunia.

"Akhirnya mereka meminta pulang paksa. Namun apa yang terjadi, keduanya meninggal dunia di rumahnya tak lama kemudian," kata Sartono.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Imam Rosidin, Labib Zamani, Dian Ade Permana, Tresno Setiadi| Editor: Robertus Belarminus, Teuku Muhammad Valdy Arief, Candra Setia Budi, Rachmawati, Pythag Kurniati, Khairina) Surya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com