MEDAN, KOMPAS.com - Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko menyebut kasus penangkapan anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) diambil alih oleh Mabes Polri, Polda Sumut dan Polrestabes Medan.
Riko menyebut ada empat orang yang dibawa ke Jakarta terkait dengan rencana membuat rusuh di Kota Medan dan memiliki banyak bukti terkait.
"Penanganan kasus sekarang sudah diambil alih oleh Mabes Polri, gabungan Polda Sumut dan tentunya dengan Polrestabes Medan," ujar Riko ketika ditemui di Mapolrestabes Medan, Rabu (14/10/2020) sore.
Baca juga: 8 Orang Ditangkap Bareskrim di Medan dan Jakarta, Sebagian Besar Anggota KAMI
Riko membenarkan bahwa sudah ada empat orang anggota KAMI yang diamankan dan dibawa ke Jakarta. Hal tersebut sebagaimana yang sudah disampaikan Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin.
"Nanti kita sampaikan. kan sudah disampaikan Pak Kapolda. Saya kira sama," kata Riko.
Menurut dia, Ketua KAMI Medan Hairi Amri ditangkap saat memberikan air mineral kepada pedemo. Sementara tiga anggota KAMI lainnya ditangkap di rumahnya masing-masing.
Selain menangkap, pihaknya juga melakukan penggeledahan di sejumlah rumah dan menemukan banyak barang bukti.
"Banyak (barang bukti). Nanti Pak Kapolda yang menyampaikan," katanya.
Baca juga: Rencana Deklarasi KAMI di Riau Mendapat Penolakan
Pada Senin dan Selasa (12-13/10/2020), lanjut Riko, pihaknya menangkap massa aksi di depan DPRD Sumut.
Sejumlah orang yang diamankan pada dua hari itu, selanjutnya dipulangkan. Kebanyakan pelajar.
"Jadi perlu kita jelaskan, yang kita amankan itu bukan demonstran. itu perlu dicatat. Yang kita amankan adalah perusuh. Beda," katanya.
Dia mencontohkan, pada Kamis (8/10/2020), saat terjadi unjuk rasa di depan DPRD Sumut, begitu terjadi lempar-lemparan, dia langsung teriak bahwa yang merasa aksi unjuk rasa silakan geser ke sebelah kiri.
Saat itu, kata dia, massa aksi yang berunjuk rasa itu bergeser ke kiri.
"Yang lempar-lemparan sebelah kanan. Jadi yang kita tindak bukan demonstran. Bukan yang melaksanakan unjuk rasa. Termasuk yang Senin dan Selasa," katanya.
Dia membenarkan bahwa sejumlah orang yang diamankan saat aksi pada hari Senin dan Selasa belum melakukan apapun. Namun, mereka berusaha bergabung dengan massa aksi unjuk rasa.
"Yang penting bukan tangkap demontran, tapi perusuh. Identifikasinya, gampang. Saya tinggal teriak. Mereka berusaha masuk ke mahasiswa. Kita pageri pakai tali. Didatangi sama anggota kenapa lari. Logikanya kan gitu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.