Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga yang Tergerus Alih Fungsi Lahan, Terpaksa Tanam Sayur di Bot Bekas

Kompas.com - 14/10/2020, 16:38 WIB
Hendra Cipta,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com – Kantong plastik bekas detergen dan sepatu bot bekas terlihat berjejer di depan belasan rumah dalam Desa Semanga, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Barang bekas diisi tanah dan ditanam sayuran.

Tumbuhan untuk konsumsi itu ditanam dalam plastik deterjen dan sepatu bot karena sebagian besar lahan yang harusnya bisa digarap warga untuk pertanian kini menjadi perkebunan kelapa sawit.

“Kami menanam sayur menggunakan barang bekas ini dari awal tahun 2019,” kata Mardiah, satu di antara warga Semanga, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (4/10/2020).

Baca juga: Banjir Rusak Ratusan Hektar Sawah di Bengkulu, Disebabkan Alih Fungsi Lahan Jadi Perkebunan Sawit

Menurut Mardiah, dulunya mereka masih bisa menanam sayur di pinggir-pinggir sawah.

Namun sekarang tidak bisa, karena lahan semakin tergerus.

“Jadi lahan yang ada hanya diutamakan untuk menanam padi,” ucap Mardiah.
Sebagaimana diketahui, Desa Semanga dapat dikatakan berada di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia.

Desa ini juga cukup terisolir. Untuk mencapai ke Semanga, dari Kota Sambas, harus menempuh perjalanan selama 2-3 jam menggunakan motor air lewat jalur sungai atau bisa juga bisa juga menempuh jalur darat selama 2 jam dengan sepeda motor, tapi kondisi jalan rusak parah.

Dengan kondisi seperti, harga barang, termasuk sayuran dan bahan pokok menjadi mahal, masyarakat setempat dituntut untuk pandai-pandai berinisiatif memanfaatkan sumber daya yang ada demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Alhamdulillah, sekarang sudah mulai terasa, sayur yang ditanam sudah dapat dinikmati sendiri. Bahkan kalau lebih, bisa dijual ke warung,” ujar Mardiah.

Baca juga: Banyak Alih Fungsi Lahan, Wapres Sebut Ketahanan Pangan Jadi Tantangan

Alih fungsi lahan menjadi tanah nonpertanian semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini dikhawatirkan mengancam produksi pangan di masa yang akan datang.

Wanti, dari Lembaga Gemawan di Pontianak mengatakan, pola pertanian organik yang telah dilakukan warga Semanga, menjadi satu dari sedikit pilihan warga untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari setelah sebagian besar lahan diambil alih konsesi kelapa sawit.

Sehingga, untuk menyusun barang-barang bekas itu agar bisa ditanami sayuran sawi, warga memanfaatkan pekarangan rumah mereka yang sangat terbatas.

“Dapat dibilang ini berhasil. Saat ini, kebutuhan sayur masyarakat, paling tidak bagi warga itu, sudah tercukupi. Tidak harus beli, apalagi sampai beli keluar kampung. Bahkan, ada yang telah menjual sayurnya kepada pedagang bakso,” kata Wanti, saat dihubungi, Selasa (4/8/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com