Sambil terus berusaha, Maridi akhirnya bisa duduk sejak dua tahun terakhir.
Dia juga aktif mengikuti pelatihan-pelatihan wirausaha untuk meningkatkan kualitas produksinya.
Sampai dia berkreasi membuat kerupuk dari bahan daun ketela.
"Sekarang membuat emping, ceriping, rengginang, dan kerupuk daun ketela. Semua bahannya dari sini. Andalannya sekarang kerupuk daun singkong,” kata dia.
Maridi memilih merek dagang "Cap Kursi Roda" sebagai pengingat kondisinya saat ini.
“Nama kursi roda itu maksudnya bukan ingin dikasihani, tetapi sebagai penyemangat saya, dan orang-orang yang senasib untuk tidak menyerah,” kata Maridi.
Pada masa pandemi Covid-19, Maridi merasakan kesulitan seperti banyak pengusaha lain.
Menurut dia, sebelum pandemi, dirinya mampu meraup untung Rp 2.500.000 per bulan.
Makanan produksinya biasa dijual di tempat-tempat wisata yang sempat ditutup lama oleh pemerintah.
“Sekarang omzetnya anjlok, sebulan paling hanya Rp 300.000,” ucap dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.