Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Polisi Aniaya Satpam dan Rusak Kampus Unisba Saat Mengamankan Demo Tolak Omnibus Law

Kompas.com - 13/10/2020, 13:36 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Tindakan represif yang dilakukan aparat kepolisian saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa pada Kamis (7/10/2020) di Bandung, Jawa Barat, disesalkan pihak Universitas Islam Bandung (Unisba).

Pasalnya, diduga karena terprovokasi dari ulah pendemo itu para aparat justru berbuat brutal dan mengabaikan prosedur yang berlaku.

Dari rekaman video yang viral di media sosial tersebut, para mahasiswa saat itu terlihat berlindung di dalam kampus Unisba ketika aksi unjuk rasa itu berujung rusuh.

Mengetahui hal itu, para aparat keamanan berusaha membubarkannya. Karena tidak bisa masuk ke dalam kampus, sejumlah oknum polisi itu kemudian merusak pos keamanan dan menembakkan gas air mata ke arah dalam kampus hingga membuat sejumlah kaca pecah.

Bahkan, satpam kampus yang berusaha mengingatkan aparat untuk tidak berbuat brutal itu justru dilakukan penganiayaan.

Baca juga: Unisba Kecewa soal Pemukulan Satpam dan Perusakan Kampus oleh Polisi

Sikap Unisba

Rektor Unisba Edi Setiadi menyesalkan sikap aparat keamanan tersebut.

Pasalnya, akibat perbuatan yang dilakukan itu bukan mengamankan melainkan justru merusak fasilitas kampus.

"Sungguh suatu perbuatan yang tidak patut dilakukan aparat penegak hukum," tutur Edi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (13/10/2020).

 

Menurutnya, sebagai aparat keamanan seharusnya memerhatikan code of conduct for law enforcement salah satunya adalah menentukan kapan seorang penegak hukum menggunakan kekuatan secara keras atau force.

Selain itu, mereka seharusnya juga tidak boleh mengabaikan aturan di dalam KUHAP.

“Dari instrumen-instrumen hukum tersebut, maka perusakan fasilitas kampus serta pemukulan terhadap anggota keamanan kampus tidaklah dibenarkan, karena polisi tidak dalam keadaan bahaya jiwanya,” ujar Edi.

Penjelasan polisi

Kapolres Bandung, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengatakan, tindakan represif yang dilakukan anggotanya di kampus Unisba itu karena para pendemo tidak mau membubarkan diri hingga malam.

Bahkan, para pendemo berbuat rusuh dengan merusak fasilitas umum. Termasuk menutup akses jalan menuju kampus tersebut.

"Dan itu juga kan menutup-nutup jalan dan melempar bom molotov kepada petugas sehingga kita kan kesana mau mengejar dan membubarkan massa yang berkumpul," kata Ulung seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Bocah Pemberani Itu Kini Telah Tewas

"Seperti kita lihat fasilitas umum banyak yang dirusak, taman, lampu, dan segala macam. Maka kita membubarkan massa itu dan massa itu larinya ke arah kampus itu," tambahnya.

Terkait dengan kerusakan yang ditimbulkan dari adanya dampak pengamanan itu, pihaknya mengaku akan segera menemui pihak kampus untuk melakukan koordinasi.

Penulis : Kontributor Bandung, Reni Susanti | Editor : Abba Gabrillin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com