Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulunya Penuh Popok Bayi dan Bau, Kini Saluran Irigasi Sepanjang 1 Km Dipenuhi Ribuan Ikan Koi

Kompas.com - 13/10/2020, 09:22 WIB
Idham Khalid,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LOMBOK BARAT, KOMPAS.com-  Bohari Muslim (40) terlihat ceria saat memberi makan ikan di saluran irigasi di pinggir rumahnya, yang berada di Dusun Midang, Desa Midang, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, NTB, Senin (12/10/2020).

Jangan membayangkan saluran irigasi di sekitar rumah Bohari seperti irigasi pada umumnya yang bau dan penuh sampah.

Saluran irigasi di pinggir rumah Bohari sangat terawat, bahkan ikan lele dan koi hidup dan berenang di dalamnya.

Baca juga: Ini Kisah Rau, 16 Bulan Tertidur karena Sindrom Putri Tidur, Meninggal Setelah Dioperasi

Tinggal sebulan lagi ikan-ikan tersebut akan dipanen dan tentunya membantu perekonomian Bohari.

Baca juga: Terdengar Suara Teriakan dari Ladang Cabai, Saat Diperiksa Ternyata Satu Keluarga Telah Tewas

Bohari merupakan salah satu anggota kelompok masyarakat yang memiliki sebuah tempat budidaya ikan di saluran irigasi yang diinisiasi oleh kepala desa setempat.

"Jadi sebelum normalisasi saluran irigasi ini, setahun yang lalu kumuh sekali dan belum ada rencana untuk kita menata saluran seperti ini. Alhamdulillah dari kepala desa dan dari warga kita sendiri berinisiatif membersihkan saluran irigasi ini,” kata Bohari saat ditemui di kediamannya, Senin.

Kumuh

Kepala Desa Midang Syamsuddin menuturkan, dulunya kondis saluran irigasi di desanya kumuh dipenuhi sampah rumah tangga. Bahkan warga enggan melewati tempat tersebut.

“Dulu itu kotornya minta ampun, sampah seperti pampers, sampah plastik memenuhi saluran irigasi tersebut. Setiap kita lewat pasti tutup hidung saking baunya,” kata Syamsuddin.

Suasana saluran irigasi Desa Midang yang dulunya kotor sekarang menjadi tempat lokasi yang indah budidaya ikanKOMPAS.COM/IDHAM KHALID Suasana saluran irigasi Desa Midang yang dulunya kotor sekarang menjadi tempat lokasi yang indah budidaya ikan

Sampah yang kadang naik ke permukiman warga saat air pasang juga sering menjadi konflik antar warga.

“Kan kalau hujan misalnya sampah-sampah itu naik ke permukiman warga, sehingga saling tuduh menuduh yang buang sampah sehingga terjadi konflik,” kata Syamsuddin.

Baca juga: Anaknya Meninggal Setelah 16 Bulan Tidur, Sofiatul: Allah Lebih Sayang Dia

Melihat persoalan itu Syamsuddin berinisiatif untuk mengajak warga bergotong royong  membersihkan saluran irigasi.

“Sekitar bulan ke dua pasca-dilantik jadi kepala desa, saya mengajak masyarakat membersihkan saluran ini, dan alhamdulillah warga sangat antusias dan kita lihat sekarang sangat bersih,” Kata Syamsuddin.

Untuk menjaga agar masyarakat tidak kembali membuang sampah ke saluran irigasi, dibuat sekat sampah di setiap perbatasan RT.

Baca juga: Kapolri Perintahkan 200 Personel Brimob Polda Maluku ke Jakarta, untuk Apa?

Sekat sampah ini sangat efektif. Warga akan mengambil sampah yang terjaring, kemudian  dimasukkan ke dalam tong sampah yang telah disediakan dan dibuang ke TPA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com