Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Pelajar Dihentikan Polisi Saat Menumpang Truk Menuju Lokasi Demo

Kompas.com - 13/10/2020, 07:06 WIB
Teguh Pribadi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Polisi di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menghentikan puluhan pelajar yang menumpang sebuah dump truck.

Truk tersebutdatang dari arah Kelurahan Perdagangan melintas menuju Kota Pematangsiantar di Jalan Asahan, Nagori Bangun, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Senin (12/10/2020).

Kapolsek Bangun AKP L S Gultom mengatakan, saat itu pihaknya menggelar operasi yustisi guna pendisiplinan masyarakat dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Buntut Demo Rusuh di Medan, Ketua KAMI Medan Ditangkap dan Segera Dibawa ke Jakarta

“Kita curigai ada sesuatu di dalamnya dan memberhentikan dump truck tersebut. Didekati, puluhan remaja ada di dalam. Saya langsung meminta supir dump truck untuk masuk ke dalam halaman Polsek,” kata Gultom melalui keterangan tertulis, Senin.

Setelah diperiksa, para pelajar mengaku akan mengikuti demo yang digelar di Kota Pematangsiantar.

Diketahui demo tersebut adalah aksi menolak Undang-Undang Cipta Kerja dari elemen organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Siantar Bersatu (AMSB).

“Namun ketika ditanya apa yang akan dituntut dalam aksi unjuk rasa tersebut, mereka tidak mengetahui apa maksud demo yang akan mereka hadiri. Mereka mengaku ikut ajakan teman,” kata Gultom.

Baca juga: Cerita Pelajar SMP, Dipaksa Ikut Demo hingga Diancam Akan Dihabisi

Dia menjelaskan, selain pelajar yang masih duduk di bangku SMA, sebagian di antaranya remaja yang baru lulus tahun ini.

Mereka berkumpul di salah satu sekolah di Kelurahan Perdagangan, kemudian menghadang mobil dump truck dan meminta tumpangan.

“Mereka mendapat ajakan melalui media sosial dengan pesan untuk ikut melakukan aksi unjuk rasa di Kota Pematangsiantar. Bagi yang mau ikut agar berkumpul di salah satu SMA di Perdagangan,” kata Gultom.

Total yang diamankan berjumlah 60 orang.

Polisi kemudian memanggil para orang tua dan mengundang para kepala sekolah atau perwakilan dari sekolah masing masing.

“Kita kasih penjelasan serta pembinaan kepada anak-anak untuk tidak ikut-ikutan melakukan aksi unjuk rasa. Karena saat ini kita masih mengalami pandemi Covid-19. Semua ini kita lakukan untuk kepentingan kita bersama,” kata Gultom.

Dihubungi terpisah, May Luther Dewanto Sinaga, salah seorang aktivis GMKI yang mewakili para pengunjuk rasa dari AMSB di Pematangsiantar, mengaku tidak mengenal sejumlah remaja tersebut.

May juga menyebut bahwa pihaknya tidak mengundang para pelajar saat demo menolak omnibus law UU Cipta Kerja.

“Kita tidak mengajak anak SMA, enggak ada. Kita kan aksi di Siantar dan tidak ada kami undang. Kami juga tidak ada mengenal mereka,” ujar May.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com